To see the other types of publications on this topic, follow the link: Volatil.

Journal articles on the topic 'Volatil'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Volatil.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Apriyanto, Donni Kis, and Mitrayana Mitrayana. "SERAPAN SENYAWA ORGANIK VOLATIL SEBAGAI BIOMARKER PENYAKIT KANKER PARU: SUATU MINI REVIEW." Biomedika 12, no. 2 (August 30, 2020): 58–64. http://dx.doi.org/10.23917/biomedika.v12i2.10114.

Full text
Abstract:
ABSTRAKUlasan ini merupakan hasil studi literatur yang memberikan tinjauan umum serapan senyawa-senyawa organik volatil yang dianggap sebagai biomarker kanker paru. Senyawa-senyawa ini dapat menyerap pada panjang gelombang tertentu. Senyawa-senyawa organik volatil yang teridentifikasi didaftar dan dijabarkan panjang gelombang yang dapat mereka serap. Studi literatur ini menyajikan kelompok senyawa-senyawa organik volatil dapat menyerap pada rentang panjang gelombang inframerah. Hasil ulasan ini mungkin dapat bermanfaat untuk pengembangan skrinning kanker paru dengan menggunakan alat spektroskopi fotoakustik yang menggunakan sumber laser pada rentang panjang gelombang inframerah atau ultraviolet dengan memanfaatkan serapan panjang gelombang oleh senyawa-senyawa tertentu.Keyword: Biomarker Kanker Paru,Senyawa Organik Volatil, Spektroskopi ABSTRACTThis review is the result of a literature study that provides a general collection of volatile organic compounds (VOC) which are considered as markers for lung cancer. These compounds can absorb certain long waves. The volatile organic compounds identified are listed and described in wavelengths that they can absorb. Literature studies that produce volatile organic compounds in the analysis wavelength range. The results of this review may be useful for the development of lung cancer screening by photoacoustic spectroscopic devices that use laser sources in the range of infrared or ultraviolet wavelengths by utilizing wavelength absorb by certain compounds.Keyword: Lung Cancer Biomarker, Volatile Organic Compounds, Spectroscopy
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Aznury, Martha, Tjandra Setiadi, and Adi Pancoro. "Pengaruh sumber karbon terhadap produksi bioplastik polihidroksialkanoat (PHA) dengan ralstonia eutropha." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 9, no. 1 (October 2, 2018): 28. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2010.9.1.4.

Full text
Abstract:
Bioplastic Polyhidroxyalknoate (PHA) is a polyester type bioplastic with physicochemical properties resemble to those of polypropilen from petroleum. PHA production was investigated to determine the effect of carbon source on the fermentation process by Ralstonia eutropha. Specifically, Ralstonia eutropha was cultivated in a batch bioreactor to show the dynamics of P(3HB-co-3HV) copolymer production from glucose or fructose as C source. In adition, the effect of volatile fatty acids addition, as stimulator to the copolymer production, was also studied. The operating conditions in a 7 L bioreactor were at temperature 30 oC and pH 7.0. The concentration of carbon source glucose or fructose was 40 g/L, and after 20 hour fermentation, volatile fatty acids were added. With volatile fatty acids addition, the resulting fructose fermentation had PHA content of 32.78%, in which the HV percentage was 11.78%. Meanwhile, the fermentation of glucose, stimulated by volatile fatty acids, gave PHA as much as 20.19% with HV percentage of 8.71%. Therefore,, the Ralstonia eutropha fermentation of fructose as the carbon source gave a higher yield than glucose. Keywords: Volatil Fatty Acid, Fructose, Glucose, PHA, P(3HB-co-3HV), Ralstonia eutropha AbstrakBioplastik polihidroksialkanoat (PHA) adalah bioplastik dari kelompok poliester dengan sifat fisikokimia mirip dengan plastik polipropilen dari minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sumber karbon terhadap poduksi PHA yang dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan Ralstonia eutropha. Ralstonia eutropha dikultivasi dalam bioreaktor batch untuk mempelajari dinamika produksi kopolimer P(3HB-co-3HV) dari sumber karbon glukosa atau fruktosa, serta mempelajari pengaruh sumber stimulator asam lemak volatil. Kondisi operasional fermentasi menggunakan bioreaktor 7 L adalah pada temperatur 30 oC dan pH 7. Konsentrasi sumber karbon glukosa atau fruktosa yang digunakan adalah 40 gr/L, dan setelah 20 jam fermentasi ditambahkan asam lemak volatil yang berfungsi sebagai stimulator dalam produksi P(3HB-co-3HV). Panen sel Ralstonia eutropha dilakukan setelah 60 jam. Hasil penelitian menunjukkan fermentasi Ralstonia eutropha dengan substrat fruktosa dan asam lemak volatil sebagai stimulator mempunyai kandungan PHA sebesar 32,78%, dengan kadar HV 11,78%. Pada pemberian substrat glukosa dan asam lemak volatil menunjukkan kandungan PHA sebesar 20,19%, dengan kadar HV 8.71%. Jadi fermentasi Ralstonia eutropha dengan menggunakan substrat fruktosa memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan substrat glukosa.Kata Kunci: Asam lemak volatil, fruktosa, glukosa, PHA, P(3HB-co-3HV), Ralstonia eutropha
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

BARLINA, RINDENGAN. "Pengaruh Penyaringan Nira Terhadap Senyawa Volatil Gula Aren." Buletin Palma 16, no. 1 (September 9, 2016): 32. http://dx.doi.org/10.21082/bp.v16n1.2015.32-39.

Full text
Abstract:
<p><span style="font-size: medium;">ABSTRAK </span></p><p>Nira aren merupakan bahan baku utama pengolahan gula merah. memanfaatan gula aren sangat beraneka ragam, terutama pada jenis-jenis makanan yang menghendaki rasa dan aroma khas dari gula aren, namun untuk produk tertentu tidak menghendaki adanya aroma dari gula aren. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari cara penyaringan nira aren dan melakukan identifikasi komponen volatil produk akhir gula aren. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Oktober 2013 di Tinoor Satu, Kecamatan Tomohon Utara, Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Palma, Laboratorium Kimia dan Biokimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, UGM-Yogyakarta, dan Laboratorium Flavor-Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi. Nira yang sudah disiapkan disaring menggunakan tiga cara, yaitu: (a) penyaringan menggunakan kain saring, (b) penyaringan menggunakan kertas saring ditambah batu zeolit, dan (c) penyaringan menggunakan kertas saring ditambah batu zeolit dan hasil penyaringan ditambahkan kapur makan 0,25%. Selanjutnya nira diproses menjadi gula aren, dikemas menggunakan aluminium foil berlapis plastik kemudian di analisis kadar air, abu, lemak, protein, gula reduksi, sakarosa dan kalsium, sedangkan identifikasi senyawa volatil, menggunakan alat ekstraksi Likens-Nickerson dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada umumnya nira yang mengalami penyaringan menyebabkan penurunan komponen makronutrien pada gula aren dan senyawa volatil. Penyaringan menggunakan kain saring menghasilkan gula aren dengan 24 jenis senyawa volatil konsentrasi 40,1314 ppm. Penyaringan dengan kertas saring tambah batu zeolit menghasilkan gula aren dengan 33 jenis senyawa volatil konsentrasi 0,1139 ppm. Penyaringan kertas saring tambah batu zeolite dan kapur makan jumlah senyawa volatil 28 jenis dengan konsentrasi 0,1292 ppm. Senyawa volatil yang dominan adalah pirazin, berturut-turut penyaringan menggunakan kain saring 31,5930 ppm. Penyaringan kertas saring tambah batu zeolit 0,0826 ppm dan penyaringan kertas saring tambah batu zeolit dan kapur makan 0,1075 ppm. Nira yang disaring menggunakan kertas saring dan ditambah batu zeolit yang menghasilkan senyawa volatil hanya 0,1139 ppm adalah yang baik karena senyawa non volatil seperti sakarosa meningkat sedangkan gula reduksi menurun dan warna gula masih khas gula aren.</p><p>Kata kunci: Nira aren, penyaringan, gula aren, volatil.</p><p> </p><span style="color: black; line-height: 115%; letter-spacing: -0.35pt; font-family: 'Arial Bold'; font-size: 14pt; mso-bidi-font-family: 'Arial Bold'; mso-font-width: 95%; mso-fareast-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">Effect of Filtering Palm Sap to Volatile Compounds of Palm Sugar </span><p> </p><p><span style="font-size: medium;">ABSTRACT </span></p><p>Toddy of sugar palm is the main raw material for processing palm sugar. Utilization of palm sugar is various, especially in the types of foods that require a distinctive flavor and aroma of palm sugar, on the other hand some of products did not require any scent of palm sugar. This research had been done with the aim to study the palm sap method and to identify volatile compounds of palm sugar products. The experiment was conducted in May 2013 to October 2013 in Tinoor, Subdistrict North-Tomohon, Laboratory of Indonesian Palms Research Institute, Laboratory of Chemistry and Biochemistry Department of Agricultural Technology, Gadjah Mada University, Yogyakarta, and Laboratory Flavor of Rice Research in Sukamandi. Toddy that has been prepared is filtered using three methods which are : A ) filtration using filter cloth, B ) filtration using filter paper plus zeolite stone , and C ) filtering using filter paper plus zeolite stone and added 0.25 % limestone. Filtered toddy were processed to be palm sugar and then packed using plastic coated aluminium foil. Palm sugar then analyzed to contents of water, ash, fat, protein, reduction sugar, saccharose and calsium while identification of the volatile compounds, using a Likens-Nickerson extraction and Gas Chromatography Mass Spectrometry ( GCMS ). The results showed generally filtered toddy caused decreasing of macronutrients and volatile, compounds of palm sugar. Filtering using filter cloth produced palm sugar with 24 kinds of volatile compounds, concentration of 40.1314 ppm. Filtering paper added zeolite stone produced palm sugar with 33 kinds of volatile compounds concentration of 0.1139 ppm. Filtering paper added zeolite stone and limestone produced palm sugar with 28 kinds of volatile compounds concentration of 0.1292 ppm. The dominant volatile compound is pyrazine with concentrations respectively are filtration using filter cloth 31,5930 ppm, filter paper added zeolite stone 0.0826 ppm and filter paper added zeolite and limestone 0,1075 ppm. Toddy filtered using filter paper added zeolite store that produced volatile compounds only 0.1139 ppm was good. It means increasing non-volatile compounds such as sucrose and decreasing reduction sugar while the colour of sugar still typical of palm sugar.</p>Keywords: Toddy, filtering, palm sugar, volatile.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Hargono, Hargono. "KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA ORGANIK VOLATIL PADA PERMUKAAN TANAH (SUATU PREDIKSI MODEL)." REAKTOR 3, no. 1 (May 8, 2017): 34. http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.3.1.34-38.

Full text
Abstract:
Model adsorbsi klasik Langmuir dan BET (Brauer-Emmet-Teller) memberikan titik awal dalam pengembangan model mengenai "equilibrium state" senyawa organik volatil pada permukaan tanah. Moisture content (kandungan air) dalam tanah merupakan faktor kunci (key factor) peristiwa adsorpsi. Prediksi model persamaan diberlakukan untuk tanah kering , lembab dan basah. Pada keseimbangan adsorpsi senyawa organik volatil di udara dan di tanah memberikan korelasi antara konsentrasi uap senyawa organik volatil dikorelasikan dengan moisture content tanah. Teori menunjukkan 3 sub model tanah yang paling dominan adalah adsorpsi yang dilakukan oleh tanah kering (dry soils).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Rumape, Opir, Erni Mohamad, and Rindi Antika Mohi. "Optimasi Briket Bungkil Jarak Pagar (Jatropha Curcas) Melalui Variasi Tepung Tapioka." Jambura Journal of Chemistry 1, no. 1 (March 20, 2019): 1–5. http://dx.doi.org/10.34312/jambchem.v1i1.2103.

Full text
Abstract:
This research was aimed to synthesis and charaeterization of bio briquette from jathropa as fuel alternative. It was tested froxmite malysis and through variation of sharch. The res showed that briquette of jathropa head 7,837% of moisture content, 5,993% of ash, 50,900% volatile compounds, density and 7027,322- 6120,711 kal/g of calorifie value.Keywords: Jatropha, biobriket characteristics, test proximate, tapiocaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan briket jarak pagar melalui variasi tepung tapioka sebagai bahan alternatif, melalui tahapan penelitian yang meliputi pembuatan briket yaitu pengeringan, karbonasi, dan pencetakan. Karakterisasi briket meliputi uji proksimasi yakni kadar air, kadar abu, kadar senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor. Dari hasil uji proksimasi menunjukkan bahwa briket dari bungkil jarak pagar memperoleh rata-rata 7,837 %. untuk kadar air, rata-rata 5,993 %. untuk kadar abu, rata-rata 50,900% untuk kadar senyawa volatil, 7027,322 -6120,711 kal/g untuk nilai kalor.Kata kunci: Jarak pagar, karakteristik biobriket, uji proksimasi, tepung tapioka
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Pratama, Rusky Intan, Iis Rostini, and Emma Rochima. "Profil Asam Amino, Asam Lemak dan Komponen Volatil Ikan Gurame Segar (Osphronemus gouramy) dan Kukus." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21, no. 2 (August 16, 2018): 219. http://dx.doi.org/10.17844/jphpi.v21i2.22842.

Full text
Abstract:
Komponen volatil merupakan kelompok senyawa-senyawa volatil yang berpengaruh terhadap karakteristik flavor komoditas dan penerimaannya secara keseluruhan oleh konsumen karena pengaruhnya<br />terhadap karakteristik aroma. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi komposisi senyawa-senyawa volatil, profil asam amino<br />dan asam lemak salah satu jenis ikan budidaya air tawar khas Jawa <br />Barat yaitu ikan gurame dalam kondisi segar dan kukus. Metode ekstraksi sampel <em>Solid Phase Micro Extraction</em> dilakukan dengan suhu<br />ekstraksi 40oC untuk sampel segar dan 80oC untuk sampel kukus selama 45 menit kemudian senyawa volatil dideteksi dan diidentifikasi menggunakan Gas Chromatography/<em>Mass Spectrometry</em>. Analisis pendukung lain yang dilakukan ialah analisis profil asam amino dan profil asam lemak menggunakan <em>High Performance Liquid Chromatography</em>. Senyawa volatil pada sampel ikan gurame segar yang terdeteksi ialah 17 senyawa sedangkan pada hasil pengukusannya sebanyak 38 senyawa. Asam amino yang terkandung lebih tinggi untuk sampel ikan gurame segar dan kukus ialah asam glutamat (3,12%; 4,09%). Hasil analisis profil asam lemak menunjukkan bahwa sampel ikan gurame segar dan kukus mengandung asam palmitat (21,87%; 21,93%), asam oleat (27,04%; 27,41%), asam linoleat (14,88%; 13,43%) yang terukur lebih tinggi dibandingkan asam lemak lainnya. Golongan senyawa volatil yang terdeteksi pada kedua sampel sebagian besar berasal dari gugus hidrokarbon, aldehid, keton dan alkohol. Kebanyakan dari senyawa-senyawa ini diketahui berasal dari hasil reaksi enzimatis, oksidasi lemak dan berbagai pengaruh lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Teyssedre, Michel. "Technologies pour un monde volatil." Le journal de l'école de Paris du management 50, no. 6 (2004): 7. http://dx.doi.org/10.3917/jepam.050.0007.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Huda, Nurul, Witiyasti Imaningsih, and Safinah Surya Hakim. "Uji Antagonisme Kapang Endofit Tanaman Galam (Melaleuca cajuputi) terhadap Colletotrichum truncatum." Jurnal Mikologi Indonesia 3, no. 2 (December 31, 2019): 59. http://dx.doi.org/10.46638/jmi.v3i2.62.

Full text
Abstract:
Galam (Melaleuca cajuputi) adalah spesies asli dari lahan gambut yang secara alami hidup berasosiasi dengan kapang endofit. Kapang endofit dikenal karena kemampuannya sebagai biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kapang endofit yang diisolasi dari pohon Galam untuk menghambat pertumbuhan kapang pathogen Colletotrichum truncatum (Schwein.) Andrus & W.D. Moore dan menganalisis mekanisme penghambatannya. Tahapan penelitian ini meliputi (a) isolasi kapang endofit; (b) seleksi kapang endofit; (c) uji patogenisitas dan antagonis kapang endofit; (d) uji kemampuan metabolit volatil dan non-volatil dan (e) uji mikoparasitisme. Hasil penelitian menunjukkan persentase penghambatan tertinggi pada uji antagonisme secara in-vitro dalam menghambat C. truncatum ditunjukkan oleh isolat Neurospora sp. DG 27 dengan rata-rata persentase hambatan sebesar 71,98%, diikuti oleh isolat Neurospora sp. DG 17, 53,74% dan isolat Syncephalastrum sp. AG 15, 48,28%. Uji kemampuan metabolit volatil dan non-volatil isolat Neurospora sp. DG 27 menunjukkan persentase penghambatan tertinggi terhadap kapang C. truncatum. Mekanisme penghambatan isolat Neurospora sp. DG 27 terjadi secara antibiosis sehingga terbentuk zona bening, sedangkan isolat DG 17 terjadi secara kompetisi dan isolat Syncephalastrum sp. AG 15 secara mikoparasit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Subiono, Tjatjuk, and Sadaruddin Sadaruddin. "Komposisi Bahan Volatil Ekstraks Kulit batang Antiaris toxicaria Lesch yang Tumbuh di Pulau Kalimantan." Jurnal Pertanian Terpadu 8, no. 1 (June 18, 2020): 85–91. http://dx.doi.org/10.36084/jpt..v8i1.216.

Full text
Abstract:
Antiaris spp yang tumbuh di pulau Kalimantan telah dikenal sebagai tanaman pada kulit batangnya menghasilkan getah dan telah digunakan sebagai racun sumpit dan obat tradisional. Namun hingga saat ini belum ada laporan penelitian tentang kandungan komponen volatil di kulit batang tanaman tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik (Ekstraksi bahan volatil), analisis GC-MS di laboratorium Pusat Ilmu Hayati Universitas Brawijaya, pada bulan Agustus-Oktober 2017. Tujuan penelitian untuk memberikan informasi tentang komposisi kimia minyak atsiri dalam kulit Antiaris spp yang dihasilkan dari metode destilasi. Distilat diekstraksi dengan 2 pelarut polaritas yang berbeda yaitu n-heksana dan etil asetat. Komposisi kimiawi ekstrak tersebut kemudian dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis GC-MS pada pelarut n-heksana menunjukkan adanya senyawa volatil seperti isoforon (35,795%), sitronelal (0,52%), β-patchoulene (0,186%), geranyl acetate (0,377%), Z-3 - hexadecene (0,543%), geranyl butyrate (0,323%), asam palmitat (0,677%), terpenol (0,352%), terpeniol hidrat (0,246%) dan citronelllyl acetate (0,233%). Sedangkan dalam pelarut etil asetat mengandung β-patchoulene (1,799%), α-hexyl cinnamaldehyde (0,949%), alpha-octadecene (6,135%), alkohol miristat (3,554%) dan asam heksadekanoat (5,724%). Pelarut n-heksan memberikan hasil bahan volatil yang lebih kompleks dibandingkan etil asetat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Lada, Yulius Gae, Supriyanto Supriyanto, and Purnama Darmadji. "PENGARUH PERENDAMAN BIJI KAKAO KERING DAN BAHAN ALAT SANGRAI TERHADAP SIFAT FISIK DAN PROFIL SENYAWA VOLATIL KAKAO SANGRAI SERTA SIFAT SENSORIS COKELAT BATANG YANG DIHASILKAN." Jurnal Agritech 34, no. 04 (February 11, 2015): 439. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.9439.

Full text
Abstract:
This research aimed at evaluating the effect of dry cocoa bean soaking and roasting using various type of materials roaster instrument on the physical properties and profile of volatile compounds of roasted beans as well as sensorial attributes of chocolate bar resulted. Dry beans were soaked into water for 2 h to reduce acidity. Roasting was carried outusing several instruments that were made from aluminum, iron and clay to obtain bean moisture content of 2 – 3.5%. Texture, color, and volatile compounds profile of roasted beans as well as sensorial attributes of chocolate bar were studied. Results showed that roasting cooking period (50 minutes) using clay roasting instrument was faster and hadhighest rate of temperature increase, followed by iron (70 minutes) and aluminum (90 minutes). Dry beans soaking significantly affected beans color (L* and λE value), chocolate bar attributes particularly aroma, acid taste and bitterness, however the instrument material differences had no significant effect on those parameters. The texture of cocoa beansroasted using a roaster of aluminum was the hardest, but it was not affected by the soaking treatment. Roasting of the cocoa beans using a roaster of aluminum, iron and clay produced different profiles on volatile compounds. A roaster of clay produced groups of compounds with the total area of SPME-GC-MS chromatogram was smaller than the roasterof aluminum and iron. The produced chocolate bars through the soaking treatment and roasting using a roaster of clay was preferred by the panelists.Keywords: Soaking, materials of roaster instrument, roasted cocoa beans, volatile compounds profile, chocolate bar ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman biji kakao kering dan penyangraian menggunakan berbagai jenis bahan alat sangrai terhadap sifat fisik dan profil senyawa volatil kakao sangrai serta sifat sensoris cokelat batang yang dihasilkan. Biji kakao kering direndam menggunakan air selama 2 jam untuk mengurangi keasaman,kemudian disangrai menggunakan berbagai jenis bahan alat sangrai (alumunium, besi dan tanah liat) hingga kadar air biji kakao sangrai mencapai 2 – 3,5%. Biji kakao kering diamati dan dianalisis sifat fisik dan profil senyawa volatil biji kakao sangrai serta sifat sensoris cokelat batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat sangrai dari tanah liat lebih cepat dalam mematangkan biji kakao kering menjadi biji sangrai (50 menit) dengan laju peningkatan suhu yang cepat dan tinggi, selanjutnya diikuti dengan alat sangrai yang terbuat dari besi (70 menit) dan alumunium (90 menit). Perlakuan perendaman biji kakao kering berpengaruh nyata terhadap warna biji sangrai (nilai L* dan λE)dan sifat sensoris cokelat batang yang dihasilkan terutama aroma cokelat, rasa asam dan pahit, sedangkan perlakuan bahan alat sangrai tidak berpengaruh nyata. Tekstur biji kakao dari hasil penyangraian menggunakan alat sangrai dari alumunium adalah paling keras, tetapi tidak dipengaruhi oleh perlakuan perendaman. Penyangraian biji kakaomenggunakan alat sangrai dari alumunium, besi dan tanah liat menghasilkan profil senyawa volatil yang berbeda. Dari kromatogram SPME-GC-MS diketahui bahwa alat sangrai dari tanah liat menghasilkan kelompok senyawa dan total luas area yang lebih kecil dibandingkan dengan alat sangrai dari alumunium dan besi. Cokelat batang yang dihasilkan melalui perendaman dan disangrai menggunakan alat sangrai dari tanah liat adalah yang paling disukai oleh panelis.Kata kunci: Perendaman, bahan alat sangrai, biji kakao sangrai, profil senyawa volatil, cokelat batang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Escobal, Ana, Carmen Iriondo, and Concepción Laborra. "Principal volatil components of Txakoli of Bizkaia." OENO One 29, no. 4 (December 31, 1995): 235. http://dx.doi.org/10.20870/oeno-one.1995.29.4.1118.

Full text
Abstract:
<p style="text-align: justify;">The aim of this work was to characterize the Txakoli of Bizkaia, a wine produced in the Basque Country. This note gives account of the volatile content of the wine which has been awarded by the Denominacíon de Origen Bizkaiko Txakolina quality label (BOPV, 1994).</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Göbel, U., and L. Gortner. "Der Impact-Faktor ist volatil und sensibel." Klinische Pädiatrie 224, no. 05 (September 2012): 285–90. http://dx.doi.org/10.1055/s-0032-1323711.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Ermaya, Dewi, Anshar Patria, Fadlan Hidayat, and Fachrul Razi. "Pengembangan Minyak Nilam Sebagai Aromaterapi Dan Potensinya Sebagai Produk Obat." Rona Teknik Pertanian 12, no. 2 (October 1, 2019): 58–63. http://dx.doi.org/10.17969/rtp.v12i2.14612.

Full text
Abstract:
Abstrak. Aromaterapi adalah suatu bentuk terapi atau pengobatan menggunakan bahan tanaman volatil, yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, mood, dan kesehatan. Tanaman volatil dikenal juga minyak atsiri. Minyak atsiri biasa diperoleh dari tanaman dengan berbagai cara yang berbeda-beda seperti ekstraksi, penyulingan dan distilasi fraksinasi. Salah satu minyak atsiri adalah minyak nilam. Kandungan minyak nilam yang utama yaitu patchouli alcohol (40-50%) digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fixative (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, kosmetik, dan obat-obatan. Pengembangan minyak atsiri sebagai aromaterapi perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dari produk minyak atsiri. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur aktifitas lokomotor pada mencit untuk melihat efek yang ditimbulkan setelah di inhalasi dengan minyak nilam. Hasil menunjukkan adanya penurunan aktifitas setelah diinhalasi dengan minyak nilam. Ini menunjukkan minyak nilam memberikan efek depresi sistem syaraf pusat terhadap mencit. Persentase penurunan aktifitas gerak terbesar pada dosis 0,5 ml.Development of Patchouli Oil as Aromatherapy and Its Potential as Medicinal ProductsAbstract. Aromatherapy is a form of therapy or treatment using material from a volatile plant, intended to regulate cognitive, mood, and health function. Volati is also known for essential oil. Essential oil is often obtained from plants in various ways such as extraction, distillation and distillation of fractures. One essential oil is patchouli oil. The primary patchouli oil content is alcohol (40-50%), which is used as a ingredient, mixative and fixative in the perfume, cosmetics, and drugs industry. Commercial loans grew by 14 percent to RPM from the same period last year. Essential oil scent components must interact quickly when inhaled. The study was done to measure the locomotive activities of er er er to see the effect that was caused after inhalation with patouli oil. Results indicate a decrease in activity following inhalation with sapphire oil. This suggests patchouli oil, giving a depressed effect of the central nervous system on chiming. It's the largest drop in activity at a 0.5 ml dose.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Harahap, Rasyid Hanafi, Zulkifli Lubis, and Jamaran Kaban. "Komponen Flavor Volatil Tempe yang Dibungkus dengan Daun Pisang dan Plastik." Agritech 38, no. 2 (July 30, 2018): 194. http://dx.doi.org/10.22146/agritech.24720.

Full text
Abstract:
The objective of the research was to identify volatile flavor compounds and odor description of tempeh wrapped with banana leaf and plastic fermented at different times. The research object was tempeh wrapped with banana leaf (TD) at 48 (TD1H), 72 (TD2H), and 96 hours (TD3H) fermented, and tempeh wrapped with plastic (TP) at 48 (TP1H), 72 (TP2H), and 96 hours (TP3H) fermented. Sample was extracted by SPME. GC-MS/O was used to identify volatile flavor compounds and odor description. The volatile flavor compound found in tempeh were group of ester, terpenoid, alcohol, aldehyde, ketone, furan and nitrogen containing compound. α-pinene was only found in tempeh wrapped with banana leaf, whereas piperazine, sec-butyl nitrite and (Z)-α-bisabolene were only found in tempeh wrapped with plastic. This revealed that there was difference flavor compound found in tempeh wrapped with banana leaf and tempeh wrapped with plastic. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun flavor volatil dan aroma tempe yang dibungkus daun pisang dan plastik pada waktu fermentasi yang berbeda-beda. Tempe yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tempe yang dibungkus dengan daun pisang (TD) dengan waktu fermentasi 48 jam (TD1H), 72 jam (TD2H), dan 96 jam (TD3H) dan tempe yang dibungkus plastik (TP) dengan waktu fermentasi 48 jam (TP1H), 72 jam (TP2H), dan 96 jam (TP3H). Ekstraksi sampel tempe menggunakan HS-SPME. Analisis flavor dan deskripsi odor dilakukan dengan menggunakan GC-MS/O. Senyawa flavor tempe yang diperoleh adalah senyawa-senyawa dari golongan ester, terpenoid, alkohol, aldehid, keton, furan dan senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen. α-pinen hanya ditemukan pada tempe yang dibungkus daun pisang, sedangkan piperazin, sec-butil nitrit dan (Z)-α-bisabolen hanya ditemukan pada tempe yang dibungkus plastik saja. Hal ini berarti ada perbedaan komponen penyusun senyawa flavor pada tempe yang dibungkus daun pisang dan plastik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Linggi, Murni, Syahrul Ulum, and Darmawati Darwis. "Fabrikasi dan Karakterisasi Briket Limbah Buah Pinus dengan Perekat Limbah Kulit Pohon Pinus." Gravitasi 18, no. 2 (April 29, 2020): 128–36. http://dx.doi.org/10.22487/gravitasi.v18i2.15076.

Full text
Abstract:
Penelitian tentang fabrikasi dan karakterisasi briket limbah buah pinus dengan perekat limbah kulit pohon pinus telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi limbah kulit pohon pinus sebagai perekat terhadap karakter briket tersebut. Proses pembuatan dimulai dengan melakukan karbonisasi limbah buah pinus dan penghalusan limbah kulit pohon pinus. Kedua bahan tersebut kemudian dicampur dan dicetak dengan metode cetak panas. Sampel briket yang dihasilkan dikarakterisasi untuk mengetahui kadar air, kadar abu, volatil matter, fixed carbon, nilai kalor, kuat tekan, lama penyalaan dan laju pembakaran. Hasil penelitian menunjukan sampel briket terbaik yaitu yang memiliki presentase campuran limbah kulit pohon pinus sebesar 37,5% dengan hasil pengujian kadar air 6,85%, kadar abu 3,99%, volatil matter 38,55%, fixed carbon 50,6%, nilai kalor 6.138 cal/gr, laju pembakaran 0,14 gr/detik,dan kuat tekan 526,1 kgf/ . Penambahan persentase perekat cenderung menambah kadar abu, fixed carbon, nilai kalor, kuat tekan, laju pembakaran dan cenderung menurunkan nilai kadar air, volatil matter, dan lama penyalaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa limbah buah pinus dengan perekat limbah kulit pohon pinus layak digunakan sebagai bahan dalam karakterisasi biobriket Kata Kunci: Limbah, Buah Pinus, Kulit Pohon Pinus, Briket
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Godé-Sanchez, Cécile, and Pierre Barbaroux. "La fabrique des usages technologiques en environnement volatil." Management & Avenir 32, no. 2 (2010): 71. http://dx.doi.org/10.3917/mav.032.0071.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Hikmah, Tika Nur. "KAJIAN STABILITAS KOMPONEN VOLATIL SIRUP CAMPURAN JAHE, SEREH, DAN MADU SELAMA PENYIMPANAN." JURNAL AGROINDUSTRI HALAL 1, no. 1 (May 10, 2017): 025–32. http://dx.doi.org/10.30997/jah.v1i1.363.

Full text
Abstract:
Jahe (Zingiber officinale) dan sereh (Cymbopogon citratus) merupakan dua dari jenis rempahrempah yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman dan makanan. Madu juga merupakan bahan yang telah diketahui memiliki sifat fungsional. Berbagai bentuk minuman fungsional telah dibuat, salah satunya sirup. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik dari sirup berbahan dasar jahe, sereh, dan madu; dan mempelajari profil komponen volatil sirup selama penyimpanan pada suhu ruang. Formula terbaik sirup terdiri atas ekstrak jahe 25%, ekstrak sereh 15%, dan madu 10% . Komponen volatil utama pada sirup antara lain citral, neral, zingiberene, curcumene, beta-bisabolene, dan cineol (1.8). Penyimpanan selama 8 minggu pada suhu ruang menyebabkan terjadinya penurunan luas area pada citral, neral, curcumene, dan beta bisabolene. Hal berbeda ditunjukkan pada cineole (1.8) dan zingiberne yang mengalami peningkatan luas area selama penyimpanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Carolina, Ratna Anita, Sri Mulatsih, and Lukytawati Anggraeni. "Analisis Volatilitas Harga dan Integrasi Pasar Kedelai Indonesia dengan Pasar Kedelai Dunia." Jurnal Agro Ekonomi 34, no. 1 (May 1, 2016): 47. http://dx.doi.org/10.21082/jae.v34n1.2016.47-66.

Full text
Abstract:
<strong>English</strong><br />The government is necessary to maintain food price stability in order to support food security in the country. This study aims to analyze domestic (local and imported) soybean prices volatility, and analyze the market integration and the price transmission elasticity that occurs between domestic soybean market and world soybean market. Price volatility analysis using ARCH/GARCH models showed that the world soybean price is more volatile than domestic soybean price, while in domestic market, local soybean price showed more volatility than imported price. Ravallion model was used to analyze market integration and price transmission between world and domestic soybean markets. The result showed that there is no short term market integration, but there exist the long term market integration with a weak price transmission between world and domestic soybean market. <br /><br /><strong>Indonesia</strong><br />Stabilisasi harga pangan pokok, termasuk di dalamnya kedelai, merupakan salah satu hal yang perlu dijaga oleh pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volatilitas harga domestik kedelai, baik lokal maupun impor, serta menganalisis integrasi pasar dan transmisi harga yang terjadi antara pasar kedelai domestik dengan pasar kedelai dunia. Analisis volatilitas harga kedelai dengan menggunakan model ARCH/GARCH menunjukkan bahwa harga kedelai dunia lebih volatil dibandingkan dengan harga kedelai domestik; sementara pada pasar kedelai domestik, harga kedelai lokal lebih volatil dibandingkan dengan harga kedelai impor. Model Ravallion digunakan untuk menganalisis integrasi pasar dan transmisi harga antara pasar kedelai dunia dengan pasar kedelai domestik. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi integrasi jangka pendek, namun terjadi integrasi jangka panjang dengan proses transmisi harga yang lemah antara pasar kedelai dunia dengan pasar kedelai domestik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Alla, Salah, Christian Malosse, Stéphanie Cassel, Patrick Rollin, and Brigitte Frérot. "La mévalonolactone : un composé volatil produit par Psammotettix alienus (Dhb)." Comptes Rendus Biologies 325, no. 9 (September 2002): 941–46. http://dx.doi.org/10.1016/s1631-0691(02)01508-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

YALÇIN, Şaban, Harun AYDOĞAN, Hacer SERDAROĞLU, Sema YILDIZ, Evren BÜYÜKFIRAT, Mahmut Alp KARAHAN, Hasan BİLİNÇ, Abdullah TAŞKIN, Alparslan TERZİ, and Nurten AKSOY. "Impact of Volatile Anesthetics on Oxidative Stress in Patients Undergoing Laparoscopic Cholecystectomy for Gallstones." Turkiye Klinikleri Journal of Medical Sciences 32, no. 1 (2012): 112–19. http://dx.doi.org/10.5336/medsci.2011-23015.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Wibowo Kurniawan, Edy. "Studi Karakteristik Briket Tempurung Kelapa dengan Berbagai Jenis Perekat Briket." Buletin Loupe 15, no. 01 (December 9, 2019): 7. http://dx.doi.org/10.51967/buletinloupe.v15i01.24.

Full text
Abstract:
Banyak negara di dunia berlomba-lomba mengembangkan sumber energi baru terbarukan seiring berkurangnya cadangan energi bersumber dari fosil.Indonesia juga mengembangkan sumber energi terbarukan ini, salah satunya energi dari biomassa.Briket tempurung kelapa merupakan salah satu pengembangan energi biomassa, namun pengembangan jenis perekat masih terus diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik briket tempurung kelapa dengan berbagai jenis perekat briket. Penelitian dilakukan dengan mengecilkan ukuran arang tempurung kelapa sampai berukuran lolos 40 mesh, kemudian di campur dengan berbagai variasi perekat dengan proporsi 15%. Campuran tepung arang dengan perekat (tapioka, tanah liat, dan bentonit) dibasahi dan dicetak berbentuk silindris kemudian dikeringkan dengan cabinet drier. Setelah kering masing-masing produk dianalisa kadar air, kadar abu, kadar zat volatil, kadar karbon terikat dan nilai kalori dengan metode ASTM D-3175. Kemudian dihitung rerata dan dianalisa sidik ragam serta uji lanjut Duncan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa briket dengan semua jenis perkat memenuhi standar mutu baik untuk kadar air, kadar abu, kadar karbon terikat dan nilai kalori. Kecuali untuk kadar zat volatil masih belum memenuhi standar. Adapun nilai kalori tertinggi ditunjukkan pada produk briket dengan perlakuan perekat tapioka dengan nilai 6314,46 kal/g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Supriyana, Supriyana, Endah Aryati, Sadimin Sadimin, and Wahyu Jati Dyah Utami. "KEMAMPUAN OBAT KUMUR EKSTRAK JINTEN HITAM SEDIAAN KANTONG CELUP TERHADAP MONOSIT DAN NEUTROFIL PADA ADHESI STREPTOCOCCUS MUTAN." LINK 15, no. 2 (November 1, 2019): 36–41. http://dx.doi.org/10.31983/link.v15i2.5384.

Full text
Abstract:
Jintan hitam mengandung senyawa antimikroba bersifat volatil dan non volatil dengan bermacam tingkat kepolaran. Penelitian sebelumnya dikemukakan semakin lama perendaman kantong celup berisi bahan herbal, kadar klorinnya semakin rendah, terutama pada perendaman kantong celup berisi ekstrak flavonoid dari jinten hitam. Adanya kandungan flavonoid ekstrak jinten hitam dan klorin yang dikeluarkan oleh kantong celup, perlu diketahui bagaimana ekstrak jinten hitam dengan sediaan kantong celup mempengaruhi respon inflamasi sel radang neutrofil yang sebelumnya dipapar Streptokokus mutan secara in-vitro. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratories, rancangan penelitian menggunakan the post test only control group design. Populasi penelitian ekstrak flavonoid jinten hitam dengan sediaan kantung celup jumlah sampel minimal 4 sampel untuk tiap kelompok perlakuan. Sampel dikelompok menjadi 10 kelompok yaitu 5 uji adhesi neutrofil dan 5 uji monosit. Hasil perhitungan viabilitas monosit yang dipapar S. mutans menunjukkan bahwa jumlah monosit yang viabel (hidup) pada inkubasi air seduhan 8 menit kantung teh celup ekstrak flavonoid jinten hitam paling tinggi, dan kelompok kontrol (kantung kosong) paling rendah, dan menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (p0.05). Obat kumur dengan sediaan teh celup berisi ekstrak flavonoid jinten hitam mampu meningkatkan adhesi S mutans pada neutrofil, sehingga neutrofil sebagai sel imunitas dapat melakukan fagositosis dan membunuh S mutans.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Widiantini, Fitri, Endah Yulia, and Agung Kurniawan. "Pengaruh senyawa volatil yang dihasilkan bakteri endofit asal padi terhadap Rhizoctonia oryzae dan Cercospora oryzae." Agrikultura 31, no. 1 (May 15, 2020): 61. http://dx.doi.org/10.24198/agrikultura.v31i1.27323.

Full text
Abstract:
Penggunaan fungisida dalam mengendalikan penyakit pada tanaman telah banyak dilaporkan menimbulkan dampak negatif terutama terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengendalian lain yang lebih ramah lingkungan. Bakteri endofit telah banyak dimanfaatkan sebagai agens biokontrol pada berbagai penyakit tanaman karena dikenal sebagai sumber penghasil senyawa-senyawa yang bersifat antifungal. Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran memiliki koleksi beberapa bakteri endofit hasil isolasi asal tanaman padi yang masih dalam tahap pengujian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi antijamur dari senyawa volatil yang dihasilkan oleh bakteri endofit dalam menekan pertumbuhan jamur Rhizoctonia oryzae penyebab penyakit bercak pelepah daun dan jamur Cercospora oryzae penyebab penyakit bercak daun secara in vitro. Percobaan dilakukan dengan metode dual culture dengan menggabungkan dua cawan dimana isolat bakteri endofit dan jamur patogen ditumbuhkan secara terpisah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit Os1 dan Os2 memiliki kemampuan terbaik dalam menghambat patogen R. oryzae dengan persentase penghambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 68,7% dan 65,4%. Sedangkan isolat bakteri endofit Os3 adalah isolat bakteri endofit yang mempunyai kemampuan terbaik dalam menghambat perkembangan patogen C. oryzae dengan persentase penghambatan sebesar 87,1%. Pengamatan mikroskopis memperlihatkan bahwa senyawa volatil yang dikeluarkan oleh isolat-isolat bakteri endofit tersebut dapat menyebabkan terjadinya malformasi pada miselia jamur R. oryzae dan C. oryzae.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Sukmawati, Sukmawati. "Karakterisasi sifat kimia biochar dari tongkol jagung, cangkang dan tandan kosong kelapa sawit: Bahan organic menjanjikan dari limbah pertanian." Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan 9, no. 2 (December 31, 2020): 25–37. http://dx.doi.org/10.51978/agro.v9i2.223.

Full text
Abstract:
Karakterisasi sifat kimia merupakan konsep dasar produksi biochar yang dipengaruhi oleh suhu pirolisis dan bahan baku karena dapat memberikan informasi detail agar penerapannya sebagai amandemen dapat disesuaikan dengan jenis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi bahan organik berdasarkan sifat kimia biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit hasil pirolisis 300-4000C. Karakteristik sifat kimia berdasarkan komponen kimia (pH, KTK, C-organik) dan proximat (kelembaban, massa yang hilang, kadar abu, zat volatile, karbon tetap). Hasil karakterisasi menunjukkan ketiga jenis biochar bersifat alkali (pH basa sedang) dan KTK yang tergolong sangat tinggi. Biochar dari tongkol jagung mengandung C-organik dan karbon tetap tertinggi masing-masing 70,2% dan 71,62%. Biochar dari cangkang kelapa sawit mengalami kehilangan massa yang paling tinggi 32,02%, namun menghasilkan zat volatil tertinggi 27,74%. Sedangkan biochar dari tandan kososng kelapa sawit memiliki kelembaban dan kadar abu tertinggi, masing-masing 6,37% dan 15,41 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biochar dari tongkol jagung, cangkang kelapa sawit dan tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah untuk kesuburan tanah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Franckowiak, Rémi. "Le fixe et le volatil. Chimie et alchimie, de Paracelse à Lavoisier." Ambix 64, no. 2 (April 3, 2017): 191–92. http://dx.doi.org/10.1080/00026980.2017.1346952.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Moularat, Stéphane, Marjorie Draghi, Rukshala Anton, and Enric Robine. "Volatil organic compounds : a way to detect fungal development in indoor environments." ISEE Conference Abstracts 2013, no. 1 (September 19, 2013): 5068. http://dx.doi.org/10.1289/isee.2013.o-1-28-04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Dewi, Ratna Sari, Giyanto Giyanto, Meity Suradji Sinaga, Dadang Dadang, and Bambang Nuryanto. "Bakteri Agens Hayati Potensial terhadap Patogen Penting pada Padi." Jurnal Fitopatologi Indonesia 16, no. 1 (January 31, 2020): 37–48. http://dx.doi.org/10.14692/jfi.16.1.37-48.

Full text
Abstract:
Saat ini teknologi pengendalian hayati penyakit utama padi terus berkembang. Dalam pengembangan teknologi pengendalian hayati, mekanisme penghambatan patogen dalam perkembangan penyakit pada suatu populasi tumbuhan dalam area tertentu menjadi hal yang penting. Penelitian bertujuan mendapatkan bakteri agens hayati potensial dalam pengendalian penyakit penting padi di antaranya yang disebabkan Pyricularia oryzae, Xanthomnas oryzae pv. oryzae, Rhizoctonia solani, Burkholderia glumae, dan Drechlera oryzae, berdasarkan mekanisme antagonisme, kemampuan menginduksi ketahanan dan mendukung kebugaran tanaman, serta kompatibilitas antaragens hayati. Ralstonia pickettii TT47, Pseudomonas fluorescens P12, Chromobacterium sp. T51118, Bacillus subtilis 451 dan 154, serta Streptomyces sp. T51105 dibuktikan memiliki mekanisme antibiosis dengan menghasilkan metabolit sekunder dan senyawa volatil. Berdasarkan uji produksi enzim kitinolitik Chromobacterium sp. dan Streptomyces sp. memiliki mekanisme lisis. Aktivitas antibiotik R. pickettii dan P. fluorescens tergolong kuat terhadap P. oryzae dengan penekanan secara berurutan sebesar 79.68% dan 77.59% pada uji biakan ganda. Penekanan pertumbuhan miselium P. oryzae dan R. solani pada uji volatil mencapai 100% oleh Chromobacterium sp. Semua agens hayati umumnya mampu menginduksi ketahanan dan mendukung kebugaran tanaman. Uji kompatibilitas menunjukan R. pickettii, P. fluorescens, dan Chromobacterium sp. bersifat kompatibel. Dari hasil penelitian diperoleh tiga bakteri agens hayati dengan kategori unggul, yaitu P. fluorescens P12, R. pickettii TT47, dan Chromobacterium sp. T51118. Ketiganya mampu menekan pertumbuhan patogen, menginduksi ketahanan dan mendukung kebugaran tanaman, memiliki patogen sasaran yang lebih beragam, serta bersifat kompatibel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Irvan, Irma Suraya, Hari Tiarasti, Bambang Trisakti, Rosdanelli Hasibuan, and Yoshimasa Tomiuchi. "PEMBUATAN BIOGAS DARI BERBAGAI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT." Jurnal Teknik Kimia USU 1, no. 1 (September 19, 2012): 45–48. http://dx.doi.org/10.32734/jtk.v1i1.1405.

Full text
Abstract:
The purpose of this research is to determine the effect of Fe level as trace metal on the quantity of biogas produced from the fermentation of palm oil mill effluent (POME). Materials used in this study included POME from one of the palm oil factories belong to PTPN IV, hydrochloric acid, sodium bicarbonate, and trace metal. Observed variables were volume of biogas, concentration of Fe in fermentor, rate of degradation total solid (TS) and volatile solid (VS), and CO2at Hydraulic Retention Time (HRT) 6 days. Before HRT of 6 days reached, initial trace metal composition of Fe added were 25.2 mg / L, Co 0.42 mg / L and Ni 0.49 mg/ L. After that, composition of trace metal were consisted only Co and Ni. The results of this study showed that Fe as a trace metal did not affect the production or quantity of biogas and concentration Fe on level > 330 mg/L decreased the value of CH4, total solid (TS) and volatil solid (VS). Thus, Fe in the trace metal is no longer required if there is a high content of Fe in POME because it can be toxic for microorganism in the fermentation of biogas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Álvarez-Ainza, Lizeth Maritza, Alfonso García-Galaz, Humberto González-Ríos, Norma Prado-Jaramillo, and Evelia Acedo-Félix. "SENSORY ANALYSIS AND MINOR VOLATIL COMPOUNDS OF DISTILLED FROM Agave angustifolia HAW (BACANORA)." BIOtecnia 17, no. 3 (December 31, 2015): 22. http://dx.doi.org/10.18633/bt.v17i3.233.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Kaiser, Roman, and Philip Kraft. "ChemInform Abstract: Surprising Fragrance Experiences. New and Uncommon Volatil Compounds in Floral Scents." ChemInform 33, no. 6 (May 22, 2010): no. http://dx.doi.org/10.1002/chin.200206295.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Anwar, Hasrul, Tri Widjaja, and Danawati Hari Prajitno. "Produksi Biogas dari Jerami Padi Menggunakan Cairan Rumen dan Kotoran Sapi." CHEESA: Chemical Engineering Research Articles 4, no. 1 (March 12, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.25273/cheesa.v4i1.7406.1-10.

Full text
Abstract:
Jerami padi adalah salah satu limbah pertanian yang melimpah di Indonesia yang dapat digunakan sebagai sumber lignoselulosa untuk produksi biogas. Salah satu metode untuk meningkatkan produksi biogas adalah dengan menambahkan cairan rumen dan kotoran sapi. Penelitian ini membandingkan produksi biogas pada cairan rumen sapi (JP-R) dan campuran cairan rumen dan kotoran sapi (JP-RKS). Percobaan ini dilakukan dalam reaktor <em>batch</em> anaerob selama 30 hari dengan volume kerja 3,6 L pada suhu mesofilik. Parameter yang diukur pada penelitian ini seperti asam lemak volatil (VFA), <em>Chemical Oxygen Demand</em> (COD), total padatan (TS), volatil padatan (VS), dan komposisi biogas. COD JP-R dan JP-RKS masing-masing adalah 54,21 % dan 49,44%. <em>Yield</em> metana untuk JP-R dan JP-RKS masing-masing adalah 0,48 Nm<sup>3</sup>/kgCOD<sub>removal </sub>dan<strong> </strong>0,015 Nm<sup>3</sup>/kgCOD<sub>removal</sub>. Komposisi biogas pada JP-R adalah 47,97% CH<sub>4</sub>, 7% CO<sub>2</sub> dan 0,44% H<sub>2</sub>, sedangkan pada JP-RKS komposisi biogas adalah 23,34% CH<sub>4</sub>, 10,06% CO<sub>2, </sub> dan 0,39% H<sub>2</sub>.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Nhestricia, Nhadira. "PENGARUH KONSENTRASI OLEORESIN DAN KOMPOSISI BAHAN PENYALUT TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROKAPSUL OLEORESIN JAHE EMPRIT (Zingiber officinale) DENGAN METODA SPRAY DRYING." FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi 7, no. 1 (June 1, 2017): 44–53. http://dx.doi.org/10.33751/jf.v7i1.800.

Full text
Abstract:
ABSTRAKOleoresin merupakan campuran kompleks dari bahan volatile dan bahan non- volatil yang memberikan aroma dan rasa khas pada jahe (Zingiber officinale). Oleoresin memiliki sifat sangat lengket, kental dan sulit ditakar sehingga efisiensi pemanfaatannya dalam skala industri menjadi berkurang. Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan mikroenkapsulasi untuk mengkonversi oleoresin (zat cair) menjadi serbuk (zat padat). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat mikrokapsul oleoresin jahe dengan penyalut natrium kaseinat dan maltodekstrin menggunakan teknik spray drying dan mempelajari karakteristik oleoresin jahe terenkapsulasi. Penelitian ini dilakukan dalam2 tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada tahap 1, oleoresin konsentrasi 5% dan 25% dienkapsulasi dengan penyalut natrium kaseinat dan maltodekstrin pada komposisi 7,5%:92,5% dan 30%:70%. Pada tahap 2, konsentrasi oleoresin dinaikan secara bertahap mulai dari 5%, 10%, 15%, sampai 20% dengan komposisi penyalut na-kaseinat dan maltodekstrin 7,5%:92,5% dan 30%:70%. Pengamatan terhadap mikrokapsul oleoresin jahe meliputi pengukuran total oil (kadar minyak atsiri), oil recovery (perolehan minyak kembali), surface oil (kadar minyak di permukaan mikrokapsul), kadar air, dan bentuk partikel mikrokapsul dengan scanning electron microscope. Mikrokapsul oleoresin jahe terbaik diperoleh pada penggunaan oleoresin konsentrasi 10% menggunakan penyalut natrium kaseinat:maltodekstrin7,5%:92,5% dengan karakteristk total oil 2,34%, oil recovery 87,50%, surface oil0,27%, dan kadar air 4,97%.Kata kunci : Jahe emprit, oleoresin, mikrokapsul
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Solehudin, Solehudin, Antonius Antonius, and Simon Petrus Ginting. "Suplementasi Probiotik dan Senyawa Fitokimia terhadap Performan, Persentase Komponen Asam Lemak Terbang, Total Bakteri dan Protozoa Cairan Rumen Kambing." Jurnal Agripet 20, no. 1 (April 1, 2020): 63–69. http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v20i1.15598.

Full text
Abstract:
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efektivitas suplementasi probiotik Saccharomyces cerevisiae dan Acetoanaerobium noterae serta senyawa fitokimia pada tepung batang pisang (TBP) dan tepung daun albezia (TDA) terhadap performan, persentase komponen asam lemak terbang dan total koloni bakteri dan protozoa cairan rumen kambing. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah 25 ekor kambing jantan sedang tumbuh dengan bobot badan rata-rata 12,21±2,28 kg. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan: pakan kontrol (R0); R0 + TBP (R1); R0 + TDA (R2); R0 + Probiotik S.c (R3); R0 + Probiotik A.n (R4). Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Parameter yang diuji adalah konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan harian (pbbh) dan persentase komponen asam lemak terbang serta total koloni bakteri dan protozoa cairan rumen. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan memberikan pengaruh yang tidak signifikan (p0,05) terhadap seluruh parameter. Namun demikian, pemberian Saccharomyces cerevisiae (R3) cenderung meningkatkan pbbh, persentase komponen asam lemak terbang dan total bakteri cairan rumen. Pemberian tepung batang pisang (R2) cenderung memberikan pengaruh paling baik dalam mendefaunasi total protozoa cairan rumen. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perlakuan lebih mendalam. (Supplementation of probiotics and phytochemical compound on performance, percentage of volatil fatty acid components, total of bacteria and protozoa of goat’s rumen fluid) ABSTRACT. The research was aimed to investigate supplementation effectiveness of probiotic Saccharomyces cerevisiae and Acetoanaerobium noterae and phytochemical compound from stem banana flour and albezia leaf flour on performances, percentage of volatil fatty acid components, and total of bacteria and protozoa of goat’s rumen fluid. A total 25 head of buck in growing period was used with average body weight of 12.21±2.28 kg. The research used Completely Randomized Design (CRD) with five treatments: Control (R0); R0+stem banana flour (R1); R0+Albizia leaf powder (R2); R0+Saccharomyces cerevisiae (R3); RO+ Acetoanaerobium noterae (R4). Each treatments replicated five times. Parameter tested were dry matter consumption, average daily gain (ADG), percentage of fatty acid components, and total of bacterial colonies and protozoa in rumen fluid. Data were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and continued with Duncan’s multiple range test. The result showed that all treatments no significant affected (p0,05) on all parameter. However, supplementation of Saccharomyces cereviseae (R3) tended to increase average daily gain, percentage of volatil fatty acid components and total of bacterial colonies in rumen. Supplementation of stem banana flour (R2) tended to have the best effect on protozoa defaunating in rumen fluid. Further research is needed to determine the effect of more profound treatment.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

ÜSTÜN, Yasemin Burcu, Ayla TÜR, Fatih ÖZKAN, Ebru KELSAKA, and Ali Rıza ÜNLÜ. "PREOPERATİF İNTRAVENÖZ PARASETAMOL UYGULAMASININ İNTRAOPERATİF VOLATİL AJAN TÜKETİMİNE, DERLENME KRİTERLERİNE VE POSTOPERATİF ANALJEZİYE ETKİSİ." Journal of Experimental and Clinical Medicine 28, no. 4 (December 30, 2011): 150–54. http://dx.doi.org/10.5835/jecm.omu.28.04.006.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Neidhardt, A. "Injection programmée d'anesthésique volatil liquide dans le circuit. Plaidoyer pour le circuit fermé strict." Annales Françaises d'Anesthésie et de Réanimation 6, no. 5 (January 1987): 381–84. http://dx.doi.org/10.1016/s0750-7658(87)80359-3.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Selmi, H., Z. Abdelwahed, A. Rouissi, M. Hanene, G. Tibaoui, and H. Rouissi. "Effect of inoculum source (Sheep or Goat) on in vitro gas production and rumen fermentation parameters of some fodder shrubs in northern Tunisia." JOURNAL OF ADVANCES IN AGRICULTURE 3, no. 3 (January 16, 2015): 260–66. http://dx.doi.org/10.24297/jaa.v3i3.4292.

Full text
Abstract:
In order to ensure nutritional characterization of some fodder shrubs and test the effect of inoculum source (sheep and goats) on their digestibility. Four shrubs “Acacia cyanophylla, Atriplex halimus, Opuntia ficus-indica. Var.inermis(cactus) and Medicago arborea” were tested in vitro by incubating them firstly into the rumen fluid of sheep then into goat’s inoculums. The evaluation included chemical composition, total gas production (CO2 and CH4), the prediction of organic matter digestibility (OMD), metabolizable energy (ME), the concentration of total volatile fatty acids (SCFA) and metering ammonia nitrogen (NH3-N). Ruminal fermentation of Opuntia ficus-indica and Medicago arborea have identified more total gas amonts than Atriplex halimus and Acacia cyanophylla. Digestibility of organic matter, metabolisable energy and the concentration of total volatil fatty acids were higher in the case of Opuntia ficus-indica compared to other shrubs. The lowest values were recorded in the Atriplex halimus. The concentration of ammonia nitrogen (NH3-N), it turned out that Opuntia ficus-indica is the food with less protein concentration (140 and 270.66 mmol/syringe) respectively for sheep and goats. In against part, the Medicago arborea is presented as a good protein source recording of ammonia nitrogen concentration (214.67 mmol/syringe) into the sheep’s rumen and (494.67 mmol/syringe) into the goats inoculum. The source of the inoculum showed a highly significant effect (p > 0.05).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Sitompul, Yemima Maria Lasmaroha, I. Made Sugitha, and Agus Selamet Duniaji. "PENGARUH LAMA PERENDAMAN DALAM AIR PERASAN BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) PADA SUHU RUANG." Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan (ITEPA) 9, no. 1 (May 4, 2020): 71. http://dx.doi.org/10.24843/itepa.2020.v09.i01.p09.

Full text
Abstract:
This study aims to find out the effect of immersion time in wuluh starfruit juice (Averrhoa bilimbi) and storage time of characteristics mackarel tuna fish (Euthynnus affinis), as well as to determine the right time of immersion in wuluh starfruit juice and storage time to produce mackarel tuna fish with still acceptable characteristics. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design with 5 level immersion treatments, namely: 0 minutes, 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, and 8 minutes, with the observation time in the 3 and 6 hour. The treatment was repeated 2 times to obtain 20 experimental units. The data obtained were analyzed by variance and if the treatment had an effect on the observed variables then it was continued with the Duncan test. The results of the study with duration of immersion time that produced with still acceptable mackarel tuna fish products was 4 minutes at the time of observation of the 6 hour the water content is 71,5%, the acidity was 5.35, the microbial total was 4,28 log cfu/g or 1.9x104 cfu/g, and the total volatile base was 21,57 mg N / 100g which was low and the score of color, smell, texture and scales, the eyes, gills, and body surface mucus can be accepted by the panelists as well as overall acceptance that was preferred. Keywords : mackarel tuna fish, wuluh starfruit, immersion time, storage time, total volatil base
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Jeffers, Esther, and Damien Moyé. "Dow Jones, CAC 40, SBF 120 : comment expliquer que le CAC 40 est le plus volatil ?" Revue d'économie financière 74, no. 1 (2004): 203–18. http://dx.doi.org/10.3406/ecofi.2004.5039.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Tunjung Sari, Ariza Budi, Teguh Wahyudi, and Amrita Sulihkanti. "Analysis of luwak coffee volatile by using solid phase microextraction and gas chromatography (Analisa senyawa volatil kopi luwak dengan menggunakan mikroekstrasi fase padat dan kromatolgi gas)." Pelita Perkebunan (a Coffee and Cocoa Research Journal) 28, no. 2 (August 31, 2012): 111–18. http://dx.doi.org/10.22302/iccri.jur.pelitaperkebunan.v28i2.204.

Full text
Abstract:
The approach to authenticate Luwak coffee is made through analysis of volatile compounds of luwak coffee. Luwak coffee bean from type of arabica obtained from Andungsari Plantation in Bondowoso district, East Java Province Indonesia, was wet processed and sundried prior to roasting step. As many as 120 g green bean was roasted at 170-220°C for 8-12 minutes until reached light brown colour (Agtron scale 65) and was ground prior to extraction. Volatile compounds of roasted Luwak arabica coffee bean were extracted by using solid phase microextraction (SPME) at 60°C for 30 minutes. The extracted analyte was subsequently transferred into GC-FID system by splitless injection at 260°C with five minutes sampling time, continued with separation through 50% phenyl 50% dimethylpolysiloxane capillary column and oven temperature programmed from 60°C to 180°C with rate of 5°C/min. Resulted chromatogram shows major peaks mainly in Rt 8.360-9.981, and Rt 9.705-14.778, and minor peaks identified before Rt 10 and after Rt 24. Varied sample quantity ranged within 0.5-2.5 g produced chromatograms which were not significantly different (p=0.08). This research also observed the use of γ-picoline (4-methylpyridine) as internal standard. It was showed that γ-picoline appeared at Rt 8.6~ without overlaying other peaks originated from sample. Concentration of γ-picoline at 0.05 μL/g, resulted separable peaks. These findings showed that the use of solid phase microextraction and GC-FID is capable to be apply for identification and quantification of Luwak coffee
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Simanjuntak, Melvin Emil. "STUDI NUMERIK 2D PEMBAKARAN CANGKANG KELAPA SAWIT PADA TUNGKU BOILER." INOVTEK POLBENG 8, no. 2 (December 31, 2018): 217. http://dx.doi.org/10.35314/ip.v8i2.754.

Full text
Abstract:
Cangkang kelapa sawit dengan nilai kalor 2770 kkal/kg mempunyai potensi sebagai bahan bakar boiler. Komposisi cangkang kelapa sawit meliputi kadar air 9,7%; gas volatil 67%; karbon tetap 21,2%; abu 2,1%; karbon 47,62 %; hidrogen 6,2%; oksigen 43,38%; nitrogen 0,7% dan sulfur 0,00% dalam kondisi air dry base. Penelitian ini adalah simulasi numerik 2 dimensi menggunakan software Flic yang digunakan untuk pembakaran partikel yang besar pada grate berjalan dan dipadukan dengan software Fluent untuk melihat karakteristik pembakaran pada ruang bakar boiler. Penelitian ini menggunakan kelebihan udara 30%, udara primer 70% dan udara sekunder 30%. Diameter cangkang diasumsikan 15 mm. Konsumsi cangkang pada pembakaran sebanyak 6395 kg/jam. Kecepatan bed bervariasi sebesar 5 – 8 m/jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan temperatur gas panas di daerah superheater sekitar 1093 – 1464 K, diperoleh juga kontur spesies gas hasil pembakaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

HAMAKAWA, Masaaki, Takeo SAKAI, Seiko MURATA, Kohichi YAMADA, Kihachiroh OGURA, Kimiko UENO, Soshichi NAGAO, and Yoshiko MOTOI. "Composition of Rumen Volatil Fatty Acids and Blood Components at Preand Post-Parturition in Ketonuric Dairy Cows." Journal of the Japan Veterinary Medical Association 48, no. 1 (1995): 9–12. http://dx.doi.org/10.12935/jvma1951.48.9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Richard, Jean-Olivier. "Le Fixe et le volatil. Chimie et alchimie de Paracelse à Lavoisier, written by Didier Kahn, 2015." Early Science and Medicine 21, no. 4 (November 15, 2016): 382–84. http://dx.doi.org/10.1163/15733823-00214p14.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Sumaryanto, NFN. "Analisis Volatilitas Harga Eceran Beberapa Komoditas Pangan Utama dengan Model ARCH/GARCH." Jurnal Agro Ekonomi 27, no. 2 (September 19, 2016): 135. http://dx.doi.org/10.21082/jae.v27n2.2009.135-163.

Full text
Abstract:
Sejak beberapa tahun terakhir ini harga komoditas pangan cenderung semakin tidak stabil. Terkait dengan itu, efektivitas kebijakan stabilisasi harga pangan ditentukan oleh tersedianya informasi yang lengkap dan pemahaman yang lebih baik mengenai volatilitas harga komoditas yang bersangkutan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dan memperbandingkan volatilitas harga komoditas pangan utama yaitu beras, gula pasir, terigu, telur, minyak goreng, cabai merah, dan bawang merah di Indonesia dalam periode dua puluh lima tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam harga eceran terdeflasi untuk komoditas beras, gula pasir, terigu, cabai merah, dan bawang merah bersifat heteroskedastik sehingga model peramalan yang lebih sesuai adalah ARCH/GARCH. Dengan pendekatan itu terbukti bahwa sejak Reformasi harga eceran beras, tepung terigu, dan gula pasir ternyata lebih volatil. Untuk harga eceran cabai merah maupun bawang merah, perbedaan volatilitas antara periode sebelum dan sesudah Reformasi tidak nyata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

BARLINA, RINDENGAN, STEIVIE KAROUW, and PATRIK PASANG. "PENGARUH SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS NIRA AREN DAN PALM WINE." Jurnal Penelitian Tanaman Industri 12, no. 4 (June 25, 2020): 166. http://dx.doi.org/10.21082/jlittri.v12n4.2006.166-171.

Full text
Abstract:
ABSTRAK<br />Nira aren merupakan bahan utama untuk pembuatan gula merah dan<br />minuman tradisional beralkohol, seperti palm wine dan cap tikus di<br />Sulawesi Utara. Kualitas produk yang dihasilkan sangat tergantung pada<br />mutu nira aren sebelum diproses (difermentasi). Penelitian ini bertujuan<br />untuk mengetahui pengaruh sabut kelapa sebagai bahan pengawet mutu<br />nira aren dan pengaruhnya terhadap mutu palm wine yang dihasilkan.<br />Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Desember 2002 di<br />Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka)<br />Manado. Nira aren diperoleh dari kebun petani di Tatengesan Kabupaten<br />Minahasa. Penelitian ini terdiri atas 2 tahap. Penelitian Tahap I adalah<br />pengaruh sabut kelapa terhadap mutu nira aren. Perlakuan disusun secara<br />faktorial dalam rancangan acak lengkap dengan dua ulangan. Faktor<br />pertama adalah berat sabut/penampung (50 g, 100 g dan 150 g). Faktor<br />kedua adalah lama pengamatan setelah sadap ( 1, 2, 3 dan 4 jam). Peubah<br />yang diamati adalah pH, gula total dan warna. Penelitian Tahap II adalah<br />pengolahan nira aren untuk palm wine. Perlakuan disusun secara faktorial<br />dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu<br />jenis mikroba untuk starter, yaitu ragi roti (Saccharomyces cerevisiae),<br />kultur murni S. cerevisiae dan S. ellipsoides. Faktor kedua adalah lama<br />penuaan (aging), terdiri atas 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan. Peubah yang<br />diamati yaitu total gula, pH, kadar alkohol, total mikroba, total asam, asam<br />volatil, warna, bau dan rasa. Hasil penelitian Tahap I menunjukkan bahwa<br />penggunaan sabut segar sebanyak 50 g dapat mempertahankan mutu nira<br />sampai 3 jam setelah sadap dengan kualitas nira baik dan keasamannya<br />netral (pH 6,32), tidak berbeda dari kontrol (nira sebelum didiamkan). Nira<br />yang dihasilkan dari Tahap I ini langsung digunakan untuk penelitian<br />Tahap II. Hasil penelitian Tahap II menunjukkan bahwa palm wine yang<br />difermentasi dengan ragi roti dan S. cerevisiae mempunyai mutu cukup<br />baik walaupun telah disimpan selama 3 bulan, dengan total gula berkisar<br />3,33-3,78%, pH 3,94-4,10 dan kadar alkohol 6,88%. Sedangkan palm<br />wine yang difermentasi dengan S. ellipsoides total gulanya 10,44%, pH<br />4,3 dan kadar alkohol 1,58%. Selanjutnya nilai total asam dari palm wine<br />yang diolah dengan ragi roti, S. serevisiae, dan S. ellipsoides, masing-<br />masing 12,27 meq/100 ml, 10,52 meq/100 ml, dan 9,24 meq/100 ml. Nilai<br />asam asetat (asam volatil) berkisar antara 0,008 – 0,042%. Warna palm<br />wine yang diperoleh adalah coklat kemerahan. Uji organoleptik menun-<br />jukkan bahwa panelis agak menyukai aroma dan rasa dari palm wine yang<br />difermentasi dengan S. ellipsoides, walaupun kadar alkohol hanya 1,58%.<br />Secara umum, kualitas palm wine dari nira aren termasuk minuman<br />beralkohol golongan B karena kadar alkoholnya rendah (&lt;2%) dan asam<br />volatil &lt; 0,2%.<br />Kata kunci : Aren, Arenga pinnata, pasca panen, prosesing, nira aren,<br />sabut kelapa, penyadapan, palm wine, Sulawesi Utara<br />ABSTRACT<br />Effect of fresh coconut husk on the quality of Arenga pinnata toddy and<br />palm wine<br />Arenga pinnata toddy is the main row material for processing palm<br />sugar and traditional beverage, like palm wine and cap tikus in North<br />Sulawesi. The quality of product depends on the quality of A. pinnata<br />toddy before it is processed (fermented). The aim of this research was to<br />study the effect of coconut husk to preserve the toddy of A. pinnata and its<br />effect on the palm wine quality. The research was conducted from January<br />to December 2002, at the Laboratory of Indonesian Coconut and Palmae<br />Research Institute (ICOPRI) Manado. Arenga pinnata toddy was obtained<br />from the farmer at Tatengesan Village in Minahasa Regency. The research<br />consisted of 2 parts which were done continuously. The first part was the<br />effect of coconut husk on the quality of Arenga pinnata toddy. The<br />experiment was arranged factorially using completely randomized design,<br />with two replications. The first factor was the weight of coconut husk (50<br />g, 100 g and 150 g). The second factor was the period after tapping (1, 2 ,<br />3, and 4 hours). The variables observed were pH, total sucrose and the<br />colour of toddy. The second part was processing palm wine by using the<br />toddy of Arenga pinnata. The experiment was arranged factorially using a<br />completely randomized design, with 3 replications. The first factor was<br />kind of starter/microbial consisted of commercial yeast, pure culture S.<br />cerevisiae and S. ellipsoides. The second factor was aging period consisted<br />of 1 month, 2 months and 3 months. The variables observed were total<br />sucrose, acidity (pH), alcohol content, total plate count, total acid, volatil<br />acid, colour, flavor and taste. The results on the first part showed that 50g<br />of fresh coconut husk was suitable and efficient to preserve the quality of<br />toddy up to 3 hours after tapping. The toddy which were produced that<br />way could be processed for making palm wine. The results of the second<br />part showed that the quality of palm wine until 3 months aging period was<br />good, especially the palm wine using starter from commercial yeast and S.<br />cerevisiae. The total sucrose and acidity (pH) of the palm wine using<br />commercial yeast and pure culture S. cerevisiae are total sugar was as<br />follows 3.33 – 3.78%, pH 3.94– 4.10 and alcohol content was 6.88%. By<br />using S. ellipsoides the total sucrose 10.44%, pH 4.3, and alcohol content<br />1.58%. The total acid of the palm wine using commercial yeast, pure<br />culture S. cerevisiae, and S. ellipsoides: 12.27 meq/100 ml, 10.52<br />meq/100 ml, 9.24 meq/100 ml. Volatil acid content as acetic acid was<br />0.008 – 0.042%. The colour of palm wine was brown redness.<br />Organoleptic test showed that the testers liked the flavor and taste of the<br />palm wine using S. ellipsoides, better eventhough its alcohol content was<br />only 1.58%. In general, the quality of palm wine from A. pinnata toddy<br />was categorized as alcohol beverage group B because its alcohol content<br />was low (&lt;2%) and volatile acid content was &lt;0.2%.<br />Key words : Sugar palm, Arenga pinnata toddy, post harvest, processing,<br />coconut husk, tapping, palm wine, North Sulawes
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Palawe, Jaka Frianto Putra, Ketut Suwetja, and Lucia C. Mandey. "Karakteristik Mutu Kimia Ikan Asap Pinekuhe Kabupaten Kepulauan Sangihe." Jurnal FishtecH 9, no. 1 (May 31, 2020): 13–20. http://dx.doi.org/10.36706/fishtech.v9i1.11516.

Full text
Abstract:
Ikan asap pinekuhe merupakan suatu produk olahan hasil perikanan yang menjadi ciri khas Kabupaten Kepulauan Sangihe. Produk ini hanya bisa didapatkan di sekitaran Kepulauan Sangihe sehingga menjadi ciri khas daerah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik mutu kimia dari ikan asap pinekuhe. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan, dengan variabel pengamatan sebagai berikut; (A) Sampel dari Kecamatan Tahuna, (B) Sampel dari Kecamatan Tabukan Tengah, (C) Sampel dari Kecamatan Manganitu. (D)Sampel dari Kecamatan Tabukan Utara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ikan asap pinekuhe memiliki mutu kimia yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan tidak ada perbedaan signifikan antara tiap-tiap perlakuan/lokasi produksi. Rincian sebagai berikut; Kadar air terendah yaitu 55% dan tertinggi 59%, Kadar NaCl terendah yaitu 0.76% dan tertinggi 1.03%, kadar histamine terendah yaitu 40.9 mg/kg dan tertinggi yaitu 55.1%, Kadar Total Volatil Base Nitrogen (TVB-N) terendah 19.7 mgN/100g dan tertinggi 29.7 mgN/100g.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Afrian, Dwi, Wiwin Windriyanti, and Sri Wiyatiningsih. "KERAGAMAN SERANGGA PENGUNJUNG BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PERKEBUNAN SWASTA SINGINGI HILIR, RIAU." Plumula : Berkala Ilmiah Agroteknologi 8, no. 1 (January 1, 2020): 34–42. http://dx.doi.org/10.33005/plumula.v8i1.36.

Full text
Abstract:
Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman komoditas andalan sumber devisa non migas bagi Indonesia. Bunga kelapa sawit mengeluarkan senyawa volatil yang dapat mengundang datang nya serangga. Jenis serangga yang mengunjungi bunga kelapa sawit beragam, tidak semua yang mengunjungi bunga mampu berperan sebagai penyerbuk. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman serangga bunga kelapa sawit sehingga informasi yang diperoleh dapat bermanfaat untuk kegiatan konservasi berikutnya. Identifikasi dilakukan sampai tingkat morfospesies. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan tanaman sampel yang digunakan untuk diamati keragaman serangga pengunjungnya. Berdasarkan hasil pengamatan keragaman pada bunga kelapa sawit diperoleh 16 morfospesies yaitu dengan urutan banyaknya populasi yaitu E. kamerunicus, Gelechiidae sp. 01, Chelisoches sp. Rhabdoscelus sp, Forficula sp, Velinus nigrigenu, Salticidae sp. 1, Formicinae sp.1, Tirathaba sp, Rhinocoris fuscipes, Thrips hawaiiensis, Formicinae sp.2, Metisa sp, Tetragnathide sp. 1, Thomisidae sp. 1, Euchantecona sp. dengan indeks dominasi 0,89, indeks keragaman 0,33 dan indeks kemerataan 0,12 yang tergolong rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Butean, Claudia, Iulian Hojda, and Cristina Mihali. "EXTRACTION AND CHARACTERISTICS OF THE PINE RESINS COMPOUNDS." Scientific Bulletin Series D : Mining, Mineral Processing, Non-Ferrous Metallurgy, Geology and Environmental Engineering 33, no. 1 (2019): 39–50. http://dx.doi.org/10.37193/sbsd.2019.1.05.

Full text
Abstract:
The paper describes the obtaining and characterization of the forest pine resin and of the turpentine oil extracted from it. Pine resine emites some volatil compounds, such as pinen that in some circumstances enhances the toxic effect of some organic air polutant. The purpose of this work is to present different methods used to extract turpentine oil from the resin obtained from a pine wood situated in the vicinity of Moisei village, Maramureş and to put into practice three methods of extracting turpentine oil which were adapted by the authors. Following each extraction, FT-IR analyzes were performed so that the obtained extract could be identified by comparison with a turpentine oil control sample. After collecting the data, they were processed in order to choose the optimal extraction method. This paper will present different methods of production compared to the classical method involving steam distillation, thus the extraction will be achieved with organic solvents such as ethanol and petroleum ether.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Rachma, Dannisa Fathiya, Asri Widyasanti, and Selly Harnesa. "Ekstraksi Oleoresin dari Kulit Mangga Kuweni (Mangifera Odorata. Griff) dengan Ultrasound Assisted Extraction (UAE) Bertingkat." Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 9, no. 1 (April 1, 2021): 20–25. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkptb.2020.009.01.03.

Full text
Abstract:
Kulit mangga kuweni yang tergolong agak tebal, masih belum dimanfaatkan dengan baik sehingga sering kali terbuang dan tidak terpakai. Limbah kulit mangga yang tidak terpakai dapat mencemari lingkungan karena nilai BOD dan COD yang cukup tinggi yaitu 720 dan 815 mg/L. Bentuk pemanfaatan limbah salah satunya dengan mengekstraksi kandungan oleoresin didalamnya. Oleoresin merupakan campuran antara minyak atsiri dan resin yang diperoleh dari hasil ekstraksi. Oleoresin diharapkan mampu menjadi alternatif bentuk penyimpanan senyawa volatil yang terdapat pada kulit mangga kuweni. Penelitian ini menggunakan Ultrasound Assisted Extraction (UAE) bertingkat, dimana ekstraksi pertama dilakukan menggunakan pelarut n-heksana untuk mengambil komponen nonpolar dan ekstraksi kedua menggunakan pelarut etanol 96% untuk mengambil komponen polar. Perbandingan jumlah bahan dengan pelarut yang digunakan yaitu 1:25, dengan berat bahan baku 10 gram. UAE dilakukan selama 40 menit, amplitudo 50%, 500 W, dan 20 kHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil ekstraksi pertama menggunakan pelarut n-heksana sebesar 0.25 gram dan hasil ekstraksi kedua menggunakan pelarut etanol dengan rasio sebesar 2.24 gram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Rachma, Dannisa Fathiya, Asri Widyasanti, and Selly Harnesa. "Ekstraksi Oleoresin dari Kulit Mangga Kuweni (Mangifera Odorata. Griff) dengan Ultrasound Assisted Extraction (UAE) Bertingkat." Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 9, no. 1 (April 1, 2021): 20–25. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkptb.2021.009.01.03.

Full text
Abstract:
Kulit mangga kuweni yang tergolong agak tebal, masih belum dimanfaatkan dengan baik sehingga sering kali terbuang dan tidak terpakai. Limbah kulit mangga yang tidak terpakai dapat mencemari lingkungan karena nilai BOD dan COD yang cukup tinggi yaitu 720 dan 815 mg/L. Bentuk pemanfaatan limbah salah satunya dengan mengekstraksi kandungan oleoresin didalamnya. Oleoresin merupakan campuran antara minyak atsiri dan resin yang diperoleh dari hasil ekstraksi. Oleoresin diharapkan mampu menjadi alternatif bentuk penyimpanan senyawa volatil yang terdapat pada kulit mangga kuweni. Penelitian ini menggunakan Ultrasound Assisted Extraction (UAE) bertingkat, dimana ekstraksi pertama dilakukan menggunakan pelarut n-heksana untuk mengambil komponen nonpolar dan ekstraksi kedua menggunakan pelarut etanol 96% untuk mengambil komponen polar. Perbandingan jumlah bahan dengan pelarut yang digunakan yaitu 1:25, dengan berat bahan baku 10 gram. UAE dilakukan selama 40 menit, amplitudo 50%, 500 W, dan 20 kHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil ekstraksi pertama menggunakan pelarut n-heksana sebesar 0.25 gram dan hasil ekstraksi kedua menggunakan pelarut etanol dengan rasio sebesar 2.24 gram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Kalensun, Andre G., Audy D. Wuntu, and Vanda S. Kamu. "ISOTERM ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF STROBILUS PINUS (Pinus merkusii)." JURNAL ILMIAH SAINS 12, no. 2 (October 31, 2012): 100. http://dx.doi.org/10.35799/jis.12.2.2012.562.

Full text
Abstract:
ISOTERM ADSORPSI TOLUENA PADA ARANG AKTIF STROBILUS PINUS (Pinus merkusii) ABSTRAK Adsorpsi senyawa organik volatil toluena pada arang aktif yang dibuat dari strobilus pinus telah diteliti. Dalam penelitian ini arang aktif strobilus pinus dikarbonisasi pada suhu 400 0C dan diaktivasi dengan larutan ZnCl­2. Eksperimen adsorpsi selama 24 jam dalam wadah tertutup berukuran 6.5 L yang berisi gas toluena 0.4; 0.8; 1.2; 1.6 dan 2 mL. Data yang diperoleh diuji dengan model isoterm adsorpsi Dubinin-Raduskevich. Untuk kapasitas dan energi adsorpsi toluena dihitung dengan persamaan Dubinin-Raduskevich. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi (W0) arang aktif strobilus pinus yang teraktivasi adalah 0,1027 cm3/g dan energi adsorpsi (E0) adalah 13,286 kJ/mol. Sedangkan kapasitas adsorpsi (W0) arang strobilus pinus tanpa pengaktivasi adalah 0,0267 cm3/g dan energi adsorpsi (E0) adalah 5,941 kJ/mol. Kata kunci: arang aktif, strobilus pinus (Pinus merkusii), adsorpsi ISOTHERM ADSORPTION OF TOLUENE ONTO ACTIVATED CARBON MADE FROM STROBILUS PINE (Pinus merkusii) ABSTRACT The adsorption isotherm of toluene, an organic volatile compound, onto activated carbon prepared from strobilus pine was investigated. In this research, the carbon was carbonized at 400 oC and activated by ZnCl­2. The adsorption isotherm experiment was conducted for 24 hours in six 6.5 L-closed chambers, each was filled with 0.4; 0.8; 1.2; 1.6 and 2.0 mL of toluene. The data were fitted to Dubinin-Raduskevich adsorption isotherm model in order to measure the adsorption capacity and the adsorption energy. The results showed that the adsorption capacity and the adsorption energy for the activated strobilus pine were 0.1027 cm3/g and 13.286 kJ/mol respectively, while for the unactivated strobilus pine were 0.0267 cm3/g and 5.941 kJ/mol respectively. Key word: activated carbon, strobilus pine (Pinus merkusii), adsorption.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography