Добірка наукової літератури з теми "Kloroplast"

Оформте джерело за APA, MLA, Chicago, Harvard та іншими стилями

Оберіть тип джерела:

Ознайомтеся зі списками актуальних статей, книг, дисертацій, тез та інших наукових джерел на тему "Kloroplast".

Біля кожної праці в переліку літератури доступна кнопка «Додати до бібліографії». Скористайтеся нею – і ми автоматично оформимо бібліографічне посилання на обрану працю в потрібному вам стилі цитування: APA, MLA, «Гарвард», «Чикаго», «Ванкувер» тощо.

Також ви можете завантажити повний текст наукової публікації у форматі «.pdf» та прочитати онлайн анотацію до роботи, якщо відповідні параметри наявні в метаданих.

Статті в журналах з теми "Kloroplast":

1

I P.A., Hendra-Wibawa, Kurniawan A., and Adjie B. "VARIASI KANDUNGAN GIZI DIOSCOREA HISPIDA YANG BERASAL DARI BALI DAN LOMBOK SERTA KERAGAMAN GENETIKNYA BERDASARKAN PCR SSCP." JURNAL WIDYA BIOLOGI 11, no. 01 (March 28, 2020): 1–13. http://dx.doi.org/10.32795/widyabiologi.v11i01.565.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Dioscorea hispida atau yang lebih dikenal dengan nama Gadung adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku Dioscoreaceae. Umbi Dioscorea memiliki peran yang unik dalam masyarakat baik sebagai bahan pangan, maupun obat tradisional. Kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi dari Dioscorea menjadikannya salah satu bahan pangan alternatif. Umbi D. hispida dapat dikonsumsi, dijadikan keripik atau makanan olahan pengganti nasi setelah diolah terlebih dahulu. Umbi dari D. hispida diketahui beracun karena mengandung alkaloid, karena itu sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan insektisida dan rodentisida alami. Selain itu umbi Dioscorea dapat pula dimanfaatkan sebagai obat salah satunya karena memiliki kandungan steroidal sapogenin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi kandungan gizi D. hispida yang berasal dari beberapa wilayah di Pulau Bali dan Lombok, serta untuk mengetahui apakah terdapat variasi genetika pada D. hispida yang mungkin dipengaruhi oleh adanya perbedaan tempat tumbuh pada kedua pulau tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbedaan tempat tumbuh tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas kandungan gizi D. hispida. Perbedaan tempat tumbuh hanya berpengaruh terhadap kandungan kalsium oksalat, dimana kandungan kalsium oksalat D. hispida yang berasal dari Bali nyata lebih rendah dibandingkan dengan yang berasal dari Lombok. Hasil uji lanjutan pada level Provinsi menunjukkan bahwa kadar kalsium oksalat dari Bali Timur lebih rendah dari Bali Barat dan Utara. DNA kloroplast trnL-trnF dan DNA inti pgiC yang diuji tidak menunjukkan adanya variasi sekuensnya.
2

Balladona, Freta Kirana, Ismail Maskromo, Dewi Sukma, and Sudarsono Sudarsono. "Pengembangan Penanda Molekuler Berdasarkan Situs SNP dan Indel Genom Kloroplas Kelapa." JURNAL AGRONIDA 6, no. 1 (April 30, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.30997/jag.v6i1.2548.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Saat ini informasi dasar mengenai silsilah, keragaman dan hubungan evolusi kekerabatan menggunakan marka molekuler pada kelapa di Indonesia masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan belum banyak dilaporkan urutan sekuens genom kelapa Indonesia yang dapat dijadikan dasar dalam pembuatan marka molekuler tersebut. Salah satu genom tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penanda adalah sekuens genom kloroplas (cpDNA). Genom kloroplas merupakan penanda yang efisien untuk mempelajari evolusi dan sejarah populasi tanaman melalui filogenetik karena bersifat sangat konservatif, diwariskan secara maternal, memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan genom inti. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan primer berdasarkan genom kloroplas berbasis situ SNP dan indels. Berdasarkan sembilan sekuens genom kloroplas pada tanaman palma, telah berhasil didisain 10 primer berdasarkan situs SNP dan 5 primer berdasarkan situs insersi delesi. Hasil validasi primer tersebut menggunakan DNA kelapa Indonesia didapatkan hasil bahwa 10 primer SNP berhasil teramplifikasi sedangkan indels hanya 2 primer berbasis PCR.Kata kunci: dalam, genjah, SNAP, primer
3

Nurtjahjaningsih, ILG, AYPBC Widyatmoko, and Anto Rimbawanto. "Variasi Genetik Pinus merkusii Menggunakan Penanda Mikrosatelit Kloroplas." JURNAL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN 5, no. 3 (November 30, 2011): 119–28. http://dx.doi.org/10.20886/jpth.2011.5.3.119-128.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
4

Wahyuni,dkk, Sri. "Minyak Atsiri untuk Konservasi Cagar Budaya Berbahan Batu Tahap II." Jurnal Konservasi Cagar Budaya 11, no. 1 (June 2, 2017): 29–39. http://dx.doi.org/10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i1.167.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Lumutkerak/lichen merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kerusakan danpelapukan pada Cagar Budaya berbahan batu. Bahan kimia AC 322 selama ini merupakan satu-satunya bahanyang digunakan untuk mengatasi permasalahan lumut kerak yang menempel pada permukaan batu. Oleh sebabitu perlu dicari bahan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi lumut kerak/lichen. Pengembangan metodedan teknik konservasi berbahan tradisional mulai banyak dikembangkan.Bahan tradisional banyak sekali ditemui di alam. Salah satunya adalah minyak atsiri yang dapat digunakansebagai pestisida alami untuk mengatasi permasalahan lumut kerak/lichen. Pada tahun 2014, Balai KonservasiBorobudur bekerjasama dengan UniversitasIslam Indonesia dalam rangka penanganan lumut kerak menggunakanminyak atsiri. Minyak atsiri yang digunakan dalam penelitian adalah minyak atsiri cengkeh, minyak biji pala danminyak serai wangi.Tahun 2015 juga dilakukan kajian terhadap penggunaan minyak atsiri nilam, temulawak,dan terpentin untuk menghambat pertumbuhan lumut kerak pada Cagar Budaya batu andesit. Percobaan yangtelah dilakukan pada tahun 2014 dan 2015 hanya terbatas pada pengujian daya hambat pertumbuhan jamur.Mengingat lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dan alga, maka perlu dilakukan uji coba minyak atsiriuntuk menghambat pertumbuhan mikroalga. Kajian lanjutan pada tahun 2016, dilakukan pengujian minyak atsirisebagai bahan untuk menghambat pertumbuhan sel mikroalga. Minyak atsiri yang digunakan adalah minyak atsiritemulawak, nilam, pala dan cengkeh.Metode percobaan pengujian efektitasminyak atsiri untukmenghambat pertumbuhan selmikroalgadilakukan secara mikroskopis dengan melihat perubahan morfologi perubahan warna kloroplas dalam durasiwaktu 0, 3, 5, 7, 10, 15 hari dandilakukan pengamatan jumlah mortalitas sel mikroalga durasi waktu 0, 3, 15 hari.Pengamatan terhadap parameter perubahan morfologi warna kloroplas atau peluruhan warna kloroplas secaramikroskopis dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Sedangkan penghitungankerapatan sel, mortalitas sel mikroalga dapat dilakukan dengan menggunakan metode kamar hitung ImprovedNeubauer. Variasi konsentrasi minyak atsiri adalah 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Hasil pengujian menunjukkanbahwa keempat minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan sel mikroalga dengan tingkat keefektifan temulawak> pala > nilam >cengkeh. Minyak atsiri temulawak konsentrasi 20% dengan waktu pengujian 15 hari menunjukkandaya hambat yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan sel mikroalga dengan mortalitas sel sebesar63,31%.
5

Manurung, Johannes, Hary Prakasa, Ulfa Jamily Tanjung, and Tri Harsono. "HUBUNGAN KEKERABATAN SPESIES DALAM GENUS Zanthoxylum MENGGUNAKAN SEKUEN GEN MATURASE K (matK) DNA KLOROPLAS." JURNAL BIOSAINS 4, no. 2 (July 9, 2018): 69. http://dx.doi.org/10.24114/jbio.v4i2.10166.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Genus Zanthoxylum merupakan anggota dari suku Rutaceae yang tersebar luas di Asia Tengah dan Amerika Utara. Genus ini memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang medis karena dapat menghasilkan minyak esensial serta dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber obat. Saat ini penelitian genus Zanthoxylum terfokus pada bidang fitokimia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kekerabatan spesies dalam genus Zanthoxylum menggunakan DNA kloroplas sekuen gen matK. Data sekuen gen matK diperoleh dari National Center for Biotechnology. Sebanyak 22 spesies dari genus Zanthoxylum yang berasal dari 13 negara digunakan dalam analisis ini. Data sekuen kemudian dianalisis hubungan kekerabatan dengan menggunakan program MEGA 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah nukleotida pada sekuen matK adalah 35,5% (T), 19,6% (C), 26,9% (A), dan 18,0% (G). Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa sekuen gen matK pada spesies dalam genus Zanthoxylum mengelompok ke dalam satu kelompok dan terpisah dari outgroup-nya (Citrus paradisi dan Melicope vitiflora). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa DNA kloroplas sekuen gen matK dapat digunakan untuk mengelompokkan spesies dalam genus Zanthoxylum terpisah dari genus lainnya (antar spesies) tetapi kurang dapat memisahkan spesies dalam genus yang sama (intra spesies). Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi awal untuk menganalisis hubungan kekerabatan spesies dalam genus Zanthoxylum menggunakan berbagai penanda molekuler.
6

Pramanik, Dewi, Nisa Istiqomah, and Liberty Chaidir. "Studi Tingkat Ploidi pada Lili (Lilium sp.) Hasil Kultur Antera Melalui Penghitungan Jumlah Kloroplas dan Kromosom." Jurnal Agro 3, no. 2 (December 31, 2016): 34–42. http://dx.doi.org/10.15575/864.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Lili (Lilium sp.) termasuk famili Liliaceae, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena permintaan konsumen terus meningkat. Permintaan varietas tanaman yang seragam menuntut pengembangan hibrida F1. Perakitan tanaman hibrida dapat dihasilkan melalui pembentukan tanaman haploid. Salah satu metode untuk memproduksi tanaman haploid adalah dengan kultur antera. Pengecekan tanaman hasil kultur antera dapat dilakukan dengan penghitungan jumlah kloroplas dan jumlah kromosom, namun untuk lili hasil belum diperoleh informasi mengenai korelasi antara jumlah kloroplas pada sel penjaga stomata dengan jumlah kromosom, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui korelasi antara jumlah kloroplas dengan jumlah kromosom serta mengetahui tingkat ploidi pada regeneran lili hasil kultur antera. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Cianjur dari Januari-Juni 2016. Terdapat 5 nomor lili yang diuji tingkat ploidinya. Setiap nomor terdiri dari 4 ulangan, setiap ulangan ada 4 botol dan masing-masing botol terdiri dari 3 planlet. Metode analisis yang digunakan yaitu statistik sederhana rata-rata dan standar eror dan dikorelasikan. Hasil penelitian menunjukkan planlet haploid terbanyak ditemukan pada nomor 2015.1.1 kelompok Longiflorum dengan jumlah 26,67% sedangkan planlet haploid yang jumlahnya paling sedikit ditemukan pada nomor 2015.S2.3 kelompok Oriental dengan jumlah 11,11%. Metode kultur antera dapat menghasilkan planlet haploid namun pada Lilium sp. persentase keberhasilannya masih rendah. Tidak diperoleh korelasi antara jumlah kloroplas dan kromosom. Penelitian lebih lanjut terkait tingkat ploidi tanaman lili dan pengujian jumlah kromosom dengan menggunakan flowcytometer perlu dilakukan. Lily (Lilium sp.), Liliaceae family, is an ornamental plant that has a high economic value as consumer demand continues to rise. The uniformity of crop varieties requires the development of F1 hybrids that can be generated through the formation of haploid plants. A method for producing haploid plant is by anther culture. Evaluation of anther culture can be done by counting the number of chloroplasts and the number of chromosomes in the regenerants. However, lilies yet obtained information on the correlation between the numbers of chloroplasts in stomatal guard cells with chromosome numbers. Therefore, the purpose of this research aimed to know the correlation between the number of chloroplasts and chromosomes and to determine ploidy level in the regenerants of lily from anther culture. This research was conducted at Tissue Culture Laboratory of Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI), Cianjur from January to June 2016. There were 5 numbers of lilies regenerant from anther culture that evaluate for ploidy level test. Each number has four replications, each replication contained four bottles, and each bottle has three plantlets. The statistical analysis used statistical descriptive with average, standard error and correlation. The results showed, haploid plantlets were observed in 2015.1.1 plantlets from Longiflorum group with 26,67% while least number of haploid plantlets is found in 2015.S2.3 plantlets from Oriental group (11,11%). The method of anther culture is able to produce haploid plantlets but the success rate was low in Lilium sp. There were no correlation between the number of chloroplasts and chromosomes. Further studies related to the ploidy level of lilies from anther culture and the evaluation of chromosomes number by using flow cytometry requires to develop haploid plant of Lily.
7

DJS, Aulia Juanda, Febriana Roosmawati, and Kanda Haswen. "Analisa Jumlah Klorofil Daun Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Pada Elevasi 300-600 MDPL di Kebun Pabatu." BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) 3, no. 2 (August 27, 2020): 126–33. http://dx.doi.org/10.30743/best.v3i2.2849.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis adalah proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan sinar matahari. Klorofil adalah pigmen utama yang ditemukan dalam kloroplas. Tiga fungsi utama dalam proses fotosintesis, klorofil adalah pemanfaatan energi matahari, pemicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi lemak, protein, asam nukleat, dan molekul organik lainnya. Penelitian ini didanai di Taman Pabatu. Waktu penelitian adalah 3 bulan, yaitu dari bulan April - Juni 2018. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan jumlah ulangan 3 pohon yang ditanam pada tahun 2004, 2005, 2006 dengan pengambilan 6 sampel pada tiap daun pohon yang dipelihara berjumlah 9 pohon. , 17, dan 25 per tahun untuk penanaman. Kemudian klorofil pada daun di ukur dengan Clorofil Meter dengan mencari rata-rata klorofil daun.
8

Numba, Sudirman. "ANALISIS POLA SEGREGASI DNA GENOM KLOROPLAS HASIL HIBRIDISASI SOMATIK TANAMAN KENTANG MENGGUNAKAN TEKNIK RAPD (RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA)." AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian 1, no. 2 (September 1, 2017): 75–85. http://dx.doi.org/10.33096/agrotek.v1i2.39.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
9

Gelyaman, Gebhardus Djugian. "Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bioavailabilitas Besi bagi Tumbuhan." Jurnal Saintek Lahan Kering 1, no. 1 (July 31, 2018): 17–19. http://dx.doi.org/10.32938/slk.v1i1.439.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Besi berperan penting dalam metabolisme tumbuhan, yang mana salah satunya adalah sebagai pembentuk kloroplas. Besi dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi defisiensi besi dapat menyebabkan muncul bercak-bercak kuning pada daun, yang menandakan gagalnya pembentukan klorofil atau yang dikenal dengan klorosis. Oleh karena itu, besi menjadi unsur esensial atau unsur hara mikro yang keberadaannya mutlak harus dipenuhi oleh tumbuhan. Besi sangat melimpah di alam yang dijumpai dalam bentuk mineralnya. Namun, ketersediaan besi bagi tumbuhan sangat rendah. Ketersediaan besi berkaitan dengan kelarutan besi dalam larutan tanah atau air di alam. Tulisan ini akan mereview faktor - faktor yang mempengaruhi ketersedian besi bagi tumbuhan meliputi pengaruh pH air dan tanah, peran bakteri, material organik tanah dan potensial reduksi tanah atau air. Faktor-faktor ini berinteraksi menghasilkan nilai pH dan potensial reduksi(E) tertentu di air maupun di tanah. Spesi besi yang dihasilkan berdasarkan korelasi antara nilai pH dan nilai reaksi redoks lingkungan dapat diprediksi menggunakan diagram pourbaix Fe dalam air dan tanah.
10

Wägele, Heike. "Photosynthesis and the role of plastids (kleptoplastids) in Sacoglossa (Heterobranchia, Gastropoda): a short review." AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT 3, no. 1 (April 1, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.35800/jasm.3.1.2015.12431.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
Title (Bahasa Indonesia): Fotosintesis dan peran plastida [kleptoplastids] pada Sacoglossa [Heterobranchia, Gastropoda]: tinjauan singkat. In this manuscript I will give a short summary of our knowledge on photosyn-thesis in the enigmatic gastropod group Sacoglossa. Members of this group are able to sequester chloroplasts from their food algae (mainly Chlorophyta) and store them for weeks and months and it was assumed for a long time that they can use chloroplasts in a similar way as plants do. Only few sacoglossan species are able to perform photosynthesis for months, others are less effective or are not able at all. The processes involved are investigated now for a few years, but are still not clear. However we know now that many factors contribute to this enigmatic biological system. These include extrinsic (environment, origin and properties of the nutrition and the plastids) and intrinsic factors of slugs and algae (behaviour, physiological and anatomical properties). Plastids are not maintained by genes that might have originated by a horizontal gene transfer (HGT) from the algal genome into the slug genome, as was hypothesized for many years. We therefore have to focus our research now on other factors to understand what actually contributes to this unique metazoan phenomenon which is not yet understood. In this review, some of these new approaches are summarized. Dalam tulisan ini saya akan memberikan ringkasan singkat tentang fotosintesis pada gastropoda kelompok misterius Sacoglossa. Organisme anggota dari kelompok ini mampu menyerap kloroplas dari alga makanan mereka (terutama Chlorophyta) dan menyimpannya selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, sehingga telah diasumsikan bahwa mereka dapat menggunakan kloroplas dengan cara yang sama seperti tanaman. Hanya sedikit spesies sacoglossan dapat melakukan fotosintesis selama berbulan-bulan, yang lain kurang efektif atau tidak mampu sama sekali. Proses yang terlibat diselidiki sekarang selama beberapa tahun, namun masih belum jelas. Namun kita tahu sekarang bahwa banyak faktor yang berkontribusi terhadap sistem biologis misterius ini. Ini termasuk ekstrinsik (lingkungan, asal dan sifat gizi dan plastida) dan faktor intrinsik siput dan ganggang (perilaku, fisiologis dan sifat anatomis). Plastida tidak dikelola oleh gen yang mungkin berasal oleh transfer gen horizontal (HGT) dari genom alga ke dalam genom slug, seperti yang dihipotesiskan selama bertahun-tahun. Oleh karena itu kita harus fokus penelitian kami sekarang pada faktor-faktor lain untuk memahami apa yang sebenarnya memberikan kontribusi terhadap fenomena ini metazoan unik yang belum dipahami. Dalam ulasan ini, beberapa pendekatan baru dirangkum.

Дисертації з теми "Kloroplast":

1

Strandberg, Linnéa. "Isolation of the native chloroplast proteome from plant for identification of protein-metabolite interactions." Thesis, KTH, Proteinvetenskap, 2021. http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:kth:diva-301783.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Анотація:
För att kunna livnära en växande population behöver avkastningen på skördar öka. En lösning på dettaär att optimera plantornas fotosyntes, vilket innefattar förbättrad koldioxidfixering. För att lyckas meddet krävs kunskap i hur reglering av nyckelproteiner i kloroplasten går till. Syftet med detta projekt är identifiera möjliga reglerande protein-metabolitinteraktioner i Arabidopsis thaliana. Målproteinerna ärde 11 enzymerna i Calvin-Benson-Basshamcykeln. Metaboliterna som testas är 3PGA, ATP, FBP, GAP, vilka är mellan produkter eller kofaktorer i cykeln; 2PG, som är en produkt av en konkurrerande reaktion i cykeln; och slutligen G6P, citrat och sackaros, vilka är centrala metaboliter i andra viktiga reaktioner i cellen.  Före experimenten med Arabidopsis testades protokollen med spenat.  Som ett första steg isolerades kloroplasterna från blad. När intakta kloroplaster verifierats extraherades proteinerna. Inter-aktioner mellan metaboliterna och proteinerna analyserades med en metod kallad limited proteolysis-small molecule mapping. Denna teknik, vilken kombinerar begränsad proteolys med masspektrometri, detekterade flertalet protein-metabolit interaktioner. I Arabidopsis uppvisade alla enzym förutom FB-Pase, PPE och TIM minst en interaktion. I spenat sågs interaktioner med FBA, GAPDH, PGK, PRK, RuBisCO, TIM och TK. Resultaten visar möjliga reglerande interaktioner, vilka skulle kunna användasför att identifiera flaskhalsar i kolfixeringen. Denna kunskap kan i sin tur utnyttjas för att öka flödet i Calvin-Benson-Basshamcykeln och därigenom förbättra växters koldioxidfixering.
In order to feed a growing population, the crop yield needs to be increased.  One way to do this is to optimise the photosynthetic activity in the plant, which includes improvement of carbon fixation. To succeed with this, knowledge of the regulation of key proteins in the chloroplast is required. The aim of this project is to identify possible regulatory protein-metabolite interactions in chloroplasts from Arabidopsis thaliana. The target proteins are the 11 enzymes of the Calvin-Benson-Bassham cycle. The metabolites of interest are 3PGA, ATP, FBP, GAP, which are intermediates or co-factors of the cycle;2PG, which is a product of a competing reaction in the cycle; and finally G6P, citrate and sucrose, which  are central metabolites in other vital reactions in the cell. Before the experiments with Arabidopsis, spinach was used as a test organism to evaluate the proposed protocols. First, chloroplasts were isolatedfrom leaves. When the integrity of the chloroplasts had been validated, the proteins were extracted. Metabolic interactions with the extracted proteins were analyzed with limited proteolysis-small molecule mapping. This method, which combines limited proteolysis with mass spectrometry, detected severalprotein-metabolite interactions. In Arabidopsis, all enzymes except for FBPase, PPE and TIM had atleast one interaction. In spinach, interactions were seen with FBA, GAPDH, PGK, PRK, RuBisCO,TIM and TK. The results highlight potential regulatory events, which could be used to target bottlenecks in carbon fixation. This could provide a pathway to increase the flux in the Calvin-Benson-Bassham cycle, and thereby improve carbon fixation in plants.

До бібліографії